TUGAS RESUME
BAB III
“Perkembangan
selama Masa Anal-anak dan Remaja”
Diajukan untuk
memenuhi sala satu tugas individu mata kuliah “ Psikologi Pendidikan”
Oleh dosen:
Dr. Amin
Budiamin, M.Pd
Disusun oleh
Nama : Syukron
NIM : 1202658
PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
A.
Perkembangan
Anak selama Masa Prasekolah
Anak-anak dapat
disebut usia prasekolah ketika mereka berumur antara 3-5 tahun. Ini adalah masa
perubahan pesat dalam semua bidang perkembangan anak. Adapun perkembangannya
sebagai berikut:
1.
Perkembangan
Fisik
Perkembangan
fisik menjelaskan perubahan penampilan fisik anak-anak dan juga kemampuan
motoriknya. Penjelasan mengenai perkembangan fisiknya adalah sebagai berikut:
No
|
Usia
|
Kemampuan
|
1
|
2 Tahun
|
·
Berjalan
dengan kaki mengangkang dan tubuh berayun,
·
Dapat
memanjat, mendorong, menarik, berlari, bergantung dengan kedua tangan
·
Mempunyai
sedikit daya tahan, meraih benda dengan dua tangan
|
2
|
3 Tahun
|
·
Lebih
merapatkan kedua kaki ketika berjalan dan berlari.
·
Dapat
bergerak dan berlari dengan mulus.
·
Meraih benda
dengan satu tangan
·
Melumuri dan
mengoleskan cat, menyusun balok
|
3
|
4 Tahun
|
·
Dapat
mengubah irama berlari. Melompat dengan janggal
·
Mempunyai
kekuatan, daya tahan dan koordinasi yang lebih besar
·
Menggambar
bangun dan bentuk sederhama
|
4
|
5 Tahun
|
2.
Perkembangan
Kognisi
a.
Penguasaan
Bahasa
Sejak lahir
bayi memahami dunianya melalui indera mereka. Pengetahuan didasarkan pada
tindakan fisik dan pemahaman terbatas pada peristiwa masa kini atau masa lalu
yang belum lama. Hanya ketika anak-anak mengalami peralihan dari tahap sensorik
ke tahap prooperasi dan mulia berbicara dan menggunakan simbol-simbol mental,
mereka dapat menggunakan pemikiran atau konsep untuk memahami dunia mereka.
b.
Bahasa Lisan
Perkembangan
bahasa lisan, atau bahasa yang diucapkan, tidak hanya mengharuskan untuk
mempelajari kata-kata, tetapi juga mempelajari atuaran pembentukan kata dan
kalimat. (Hoff, 2003).
Perkembangan
bahasa lisan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas pembicaraan yang
dilakukan oleh orang tua dengan anak-anak mereka.
c.
Membaca
Anak-anak yang
masih muda dapat diajari mendengarkan bunyi dalam kata-kata (kemampuan yang
disebut kesadaran fonem , dan hal ini
mempunyai andil bagi keberhasilan membaca kemudian hari (Anthony & Lonigan 2004; byrne.
Feielding-Barnsley & Ashley, 2000: Cavanaugh, Kim, Wanzek & Vaughn,
2004).
d.
Menulis
Kemampuan ini
mucul dari coretan sebelumnya dan pada awalnya tersebar acak diseluruh halaman.
Karakteristik ini mencerminkan pemahaman yang tidak lengkap tentang batas-batas
kata dan juga ketidakmampuan menciptakan baris kedalam pikiran untuk
menempatkan huruf. Anak-anak menemukan
ejaan dengan melakukan penilaian tentang bunyi dan dengan menghubungkan bunyi
yang mereka dengar dengan huruf yang mereka kenal.
3.
Perkembangan
Sosioemosi
Perkembangan
sosiosmosi pada masa anak-anak awal dapat sebagian dijelaskan berdasar tahap
inisiatif versus rasa bersalah Erikson. Hubungan dengan teman sebaya membantu
anak-anak mengatasi egosentrisme yang dijelaskan Piaget sebagai ciri khas
pemikiran pra-operasi. Perilaku pro-sosial meliputi kepedulian, saling berbagi,
penghibur dan kerjasama.
B.
Jenis Program
Pendidikan untuk Masa Anak-anak Awal
Program untuk anak-anak yang masih sangat kecil sangatlah bertambah
banyak, maka kualitas sejumlah pengalaman anak telah makin tinggi. Pendidikan
masa anak-anak awal telah menjadi fokus
utama kebijakan nasioanal.
1.
Program
Penitipan Anak
Yaitu sebuah
program yang menyediakan layanan pengasuhan anak bagi orang tua yang bekerja.
Program ini berkisar dari pengasuhan bayi hingga program prasekolah yang
terorganisir, namun sayangnya ada perbedaan pelayanan anatara anak-anak tingkat
rendah dengan menengah atas.
2.
Prasekolah
Fokus utama
prasekolah adalah Pelatihan Kesiapan yaitusiswa mempelajari
kemampuan yang diharapkan untuk
menyiapkan mereka bagi pengajaran formal kemudian hari, seperti cara mengikuti
pengarahan, berpegang teguh pada tugas, bekerjasama dengan orang lain dan memperlihatkan perilaku yaang pantas. Anak anak
juga didorong agar tumbuh secara emosi dan berkembang konsep dirinya yang
posistif serta meningkatkan kemampuan otot besar dan kecil mereka.
3.
Program
Prasekolah Kompensasi
Yaitu program
yang dirancang untuk menyiapkan anak-anak yang kurang beruntung guna memasuki
taman kanak-kanak dan kelas satu.
4.
Intervensi Dini
Progaram pra
sekolah berkompensasi yang membidik anak-anak yang sangat kecil dengan resiko
terbesar gagal sekolah.
5.
Program Taman
Kanak-kanak
Tujuan taman
kanak-kanak iaalah menyiapkan siswa mengikuti pelajaran formal dengan mendorong
perkembangan kemampuan sosial mereka.
6.
Praktik yang
Sesuai dengan perkembangan
National
Association for the Educatio of Young Childre (NAEYC) B menjelaskan
praktek yang sesuai denga nperkembangan bagi siswa yang berusia 5 hingga 8
tahun sebagi berikut:
a. Tiap-tiap anak dipandang orang yang unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan masing-masing;
b. Kurikulum dan pengajaran tanggap terhadap perbedaan masing-masing
kemampuan dan minat;
c. Tingkat kemampuan, perkembangan, dan gaya belajar yang
berbeda-bedahrus diperkirakan, diterima dan digunakan untuk merancang
kurikulum;
d.
Anak-anak
dimungkinkan maju dengan kecepatan mereka sendiri dalam menjalankan kemampuan
penting yang menckup kemampuan menulis, membaca, mengeja, matematika, ilmu sosial,
ilmu alam, seni, musik, kesehatan dan kegiatan jasmani;
NAEYC dan para pendukung lain praktek yang sesuia dengan
perkembangan manganjurkan banyak penggunaan proyek, permainan, penjajakan,
kerja kelompok, pusat belajar dan semacamnya itu, dan pengurangn penekan pada
pengajaran yang diarahkan guru, pembacaan singkat pemula, dan buku kerja
(Vandell, 2004).
C.
Perkembangan
Anak selama Masa Sekolah Dasar
Anak usia 5 dan
7 tahun, anak-anak mengalami pertumbuhan yang lebih lambat tetapi kesehatan dan
kemampuannya lebih baik. Mereka berpikir dengan cara yang dijelaskan dalam
teori Piaget sebagai tahap operasi konkret. Anak-anak dikelas-kelas atas dasar
beralih dari pemikiran egosentris ke pemikiran yang lebih terpusat. Pada usia
9-12 tahun, anak-anak dapat menggunakan pemikiran logis dan dapat berbalik,
dapat bernalar secara abstrak, dan dapat mempunyai pemahaman tentang hubungan
sebab-akibat dan antar-pribadi.t sebagai
Pada masa
anak-anak pertengahan, dapat dilihat sebagai orang yang mengatasi krisis prikososial
kemegahan versus inferioritas meurut Erikson. Sekolah menjadi faktor utama yang
berpengaruh terhadap perkembangan, tempat dimana anak mengambangkan pribadi
publik, membangun kemampuan sosial, dan membentuk harga diri berdasarkan kompetensi
akademis dan non-akademis. Pada masa pra-remaja, antara usia 9-12 tahun,
konformitas dalam hubungan dengan teman sebaya, kelompok sebaya dengan kedua
jenis kelamin, dan tantangan terhadap otoritas orang dewasa menjadi lebih
penting.
D.
Perkembangan
Anak selama Masa Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas
Periode perkembangan remaja dimulai dengan pubertas. Periode
pubertas atau masa remaja awal adalah perkembangan fisik dan intelekual yang
pesat. Masa remaja pertengahan adalah periode penyesuaian dan pengintegrasian
peruabahn masa remaja yang lebih stabil. Masa remaja akhir ditandai oleh
perolehan ketanggapan, pilihan dan kesempatan masa dewasa.
1.
Perkembangan
Fisik
Pubertas yaitu tahap
perkembangan ketika seseorang akhirnya sanggup melakukan reproduksi.
2.
Perkembangna
Kognisi
Perkembangan
kognisi remaja lebih dicirkan oelh pertumbuhan pemahamn dan kemampuan yang
terus-menerus (Eccles Wigfield & byrnes, 2003).
Penalaran
Hipotesis – Deduktif
Salah satu
karakteristik yang menandai perkembangan pemikiran opersi formal adalah
penalaran Hipotesis-Deduktif, yang muncul pada anak-anak berusia kira-kira 12
tahun. (Atwater, 1996; Flavell et al 1993).
Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada ketidakasingan pelajar dengan mata pelajaran
tertentu.
3.
Perkembangan
Sosioemosi
a.
Perkembangan
identitas
Adanya daya
refleksi yaitu kecenderungan menganalisis diri sendiri dan pemikiran diri
sendiri.
b.
Empat status
identitas James Marcia
Berdasarkan
karya Erikson, James Marcia mengidentifikasi empat status melalui wawancara
yang mendalam dengan remaja. Status tersebut meencerminkan sejauh mana remaja
telah melakukan komitmen yang kuat terhadap nilai agama dan politik dan juga
terhadap pekerjaan pada masa yang akan datang. Nilai-nilai nya sebagai berikut:
penutupan dini, difusi identitas, monatorium, pencapaian identitass)
c.
Konsep diri dan
harga diri
Adanya
perubahan konsep diri dan harga diri ketika anak-anak memasuki dan menjalani
masa remaja.
d.
Hubungan sosial
Wujud dari
adanaya hubungan sosial pada remaja adalah persahabatan. Pada umumnya, jumlah
waktu yang dihabiskan bersama teman meningkat tajam, remaja menghabiskan waktu
bersama teman sebaya mereka dari pada
bersama anggota keluarga atau sendirian (Ambert, 1997).
e.
Hubungan dengan
teman sebaya
Selain teman-teman
dekat mereka, kebanyakan remaja juga memberikan nilai tinggi krpada kelompok
yang lebih luas sebagi sumber gagasan dan nilai dan juga persahabatan dan
hiburan.
f.
Perkembangan
emosi
g.
Masalah-masalah
remaja
Masalah remaja
dapat menjadi saat yang beresiko besar bagi banyak oarang karena anak-anak usia
belasan tahun kini dapat untuk pertama kali terlibat ke dalam perilaku atau
mengambil keputusan yang mempunyai konsekuensi negatif jangka panjang (Dryfoos,
1998; National Research Ouncil, 1995).
·
Gangguan emosi
·
Bullying
·
Putus sekolah
·
Penyalagunaan
obat-obatan
·
Kenakalan
·
Resiko
kehamilan
·
Resiko penyakit
menulara seksual
·
Identitas
seksual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar