Minggu, 23 Februari 2014

“Teori Perkembangan”




TUGAS RESUME BAB II
“Teori Perkembangan”
Diajukan untuk memenuhi sala satu tugas individu mata kuliah “ Psikologi Pendidikan”


Oleh dosen:    
Dr. Amin Budiamin, M.Pd

Disusun oleh   
Nama   : Syukron        
NIM     : 1202658       



PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013

A.     Beberapa Pandangan Tentang Perkembangan Manusia
Istilah perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri dan berubah sepanjang hidupnya. Bab ini akan menyajikan lima teori utama tentang perkembangan manusia yang luas diterima: Teori perkembangan kognisi dan moral Jean Piaget, teori perkembangan kognisi Lev Vygotaky, teori perkembangan pribadi dan sisoal Erik Erikson dan teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg.

1.      Aspek-aspek Perkembangan
Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil. Mereka berpikir secara berbeda, mereka melihat dunia ini secara berbeda daripada orang dewasa. Dari skenario diatas menunjukan bahwa adanya perbedaan pola pikir antara orang dewasa dengan anak-anak. Dalam hal pembelajaran, maka dibutuhkan sebuah pemahaman yang kuat mengenai hal tersebut, sehingga pembelajaran akan efektif manakala guru mampu memahami cara siswa berpikir dan cara mereka memandang dunia ini. Adapun stategi pengajaran yang efektif harus memperhitungkan usia dan tahap perkembangan siswa. Yang mana usia dan tahapan perkembangan siswa sangat berpengaruh pada pengajaran.

2.      Masalah-masalah Perkembangan
Masalah yang sering diperdebatkan selama puluhan tahun dikalangan pakar psikologi perkembangan terdapat dua masalah yaitu: Mengenai “sejauhmana perkembangan dipengaruhi oleh  pengalaman” dan terkait dengan pertanyaan “apakah perkemabngan berlangsung secara bertahap”.
a.      Kontroversi Alami- Pengasuhan
Para pakae Psikologi Perkembangan meyakini bahwa Alam (nature) dan Pengasuhan  (nurture) bersatu untuk mempengaruhi perkembangan dengan faktor biologi (cenderung pada perkembangan fisik) dan faktor alam atau lingkungan yang memiliki peranan lebih dalam aspek perkembangan sosial.
b.      Teori Berlanjutan dan Putus
Masalah ini berkisar di seputar pendangan tentang bagaimana perubahan terjadi. Teori Berkelanjutan (continuous theories of development) beranggapan bahwa kemampuan berkembang dan pengalaman disediakan oleh orang tua dan lingkungan. Teori ini menekankan peranan penting lingkungan dan bukannua keturunan yang menentukan perkembangan.
Sudut pandang kedua beranggapan bahwa anak-anak akan tumbuh melalui beberapa tahap perkembangan yang dapat diprediksi dan memiliki kesamaan (tidak berbeda-beda). Berbeda dengan teori berlanjutan, Teori Perkembangan Terputus  (Discontinuous theories of development) ini berpusat pada faktor bawaan lahir bukannya pengaruh lingkungan untuk menjelaskan perubahan dari waktu ke waktu. Kondisi lingkungan mungkin saja mempunyai pengaruh terhadap percepatan perkembangan, tetapi urutan tahap-tahap perkembangan pada dasarnya sudah tetap.

B.     Pandangan Piaget Tentang Perkembangan Kognisi
Teori ini menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi anak akan mengalami kemajuan melalui 4 tahap yang jelas. Masing-masing tahap dicirikan oleh kemunculan kemampuan dan cara mengolah informasi yang baru. Banyak diantara pokok teori Paiget yang ditantang oleh sejumlah riset di kemudian hari. Khususnya, banyak perubahan fungsi kognisi yang dia jelaskan kini diketahui berlangsung lebih dini, dalam lingkungan tertentu. Naum demikian, karyanya menjadi dasar penting untuk memahami perkembangan anak.
1.      Terjadinya Perkembangan
Skema Piaget percaya bahwa semua anak dilahirkan dengan kecenderungan bawaan untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan untuk memahaminya. Dalam kegiatan ini seseorang dapat melakukannya melalui kegiatan skema, yaitu kegiatan yang menggunakan pola mental yang menuntun perilaku seseorang untuk mengetahui dunia ini dan bertindak didalamnya.
Asimilasi dan Akomodasi.  Menurut Piaget, adaptasi  merupakan proses menyesuaikan skema dengan tanggapan atas lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Dimana Asimilasi adalah proses memahami objek atau peristiwa baru berdsarkan skema yang telah ada. Sedangkan Akomodasi adalah kegiatan mengubah skema yang telah ada adar sesuai dengan situasi yang baru. Contoh terkait keduanya misalpada perilaku Seorang bayi jika diberi objek kecil yang tidak diketahui sebelumnya, maka untuk menjajakinya seorang bayi akan membatingnya (skema), asimilasi terjadi ketika bayi memasukkan objek baru ke dalam skema tersebut. Dan juga kegiatan akomodasi akan  terjadi manakala terjadi ketidak sesuaian objek baru dengan skema yang ada. Jadi pada dasarnya orang mencoba orang mencoba mengurangi ketidakseimbangan seperti itu dengan terpusat pada stimulus yang menyebabkan dis-ekulibrium dan mengembangkan skema baru atau menyesuaikan skema lama hingga ekulibrium  pulih kembali.





2.      Tahap-tahap Perkembangan menurut Piaget
Piaget membagi perkembangan kognisi anak-anak dan remaja menjadi empat tahap yaitu
a.      Sensorimotor (saat lahir – usia 2 tahun)
Memiliki ciri-ciri diantaranya:
·         Pada tahap ini seorang bayi akan menjajaki dunia ini dengan menggunakan indera dan kemampuan motorik saja.
·         Terdapat perilaku bawaan atau yang disebut gerakan Refleks
·         Gerakan refleks digunakan untuk menghasilkan pola perilaku yang lebih menarik dan intensional
·         Pada tahap akhir,menurut Piaget, bayi telah beranjak dari pendekatan  pemecahan masalah yang bersifat uji coba ke pendekatan yang lebih terencana.
·         Ditandai dengan perkembangan pemahaman tentang keajekan objek
b.      Pra-operasi (2-7 tahun)
Pada usia ini seorang anak dapat mencapai perkembangan kemampuan dengan menggunakan simbol untuk melambangkan objek didunia ini. Namun dalam pemikirannya masih bersifat egosentris dan terpusat.
c.       Operasi Konkret (7-11 tahun)
Pencapaian utama pada usia ini, seseorang akan mengalami perubahan dalam berpikir logis, memiliki kemampuan baru dalam penggunaan pengoperasian yang dapat dibalik. Pemikiran tidak terpusata dan pemecahan masalah kurang dibatasi oleh egosentrisme. Namun dalam berpikir secara abstrak diusia ini masih belum dapat dilakukan.
d.      Operasi Formal (11 tahun hingga dewasa)
pada usia ini, seseorang sudah berpikir secara abstrak dan semata-mat asimbolik dimungkinkan. Adapaun dalam pemecahan masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimen sistematik.

C.     Pandangan Terhadap Karya Piaget Dewasa Ini
Teori Piaget membawa revolusi dan masih mendominasi, namun beberapa prinsip utamanya telah dipertanyakan oleh sejumlah riset terkini.
1.      Kritik dan Revisi terhadap Karya Piaget
Dalam prinsip Piaget bahwa “Perkembangan mendahuli pembelajaran” namun setelah dilakuakan riset, terdapat penemakan perbedaaan dengan apa yang dikatakan oleh Piaget sehingga Perlu dilakukan penilaian kembali tentang keegoisan anak-anak, maupun aspek “keajekan objek” pada bayi yang  jauh lebih dini dari yang diperkirakan Piaget. Begitupun dengan bidang karya lain mengenai “tahap


2.      Pandangan Perkembangan Neo-Piaget dan Pengelohan Informasi
Teori ini merupakan modifikasi dari teori yang sebelumnya “Piaget” yang berusaha mengatasi keterbatasn terori tersebut.

D.     Pandangan Vigotsky Tentang Perkembangan Kognisi
Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan intelektual dapat dipahami hanya berdasar konteks historis dan budaya yang dialami anak-anak. Kedua dia percaya bahwa perkembangan bergantung pada sitem tanda yang ada bersama-sama masing-masing orang ketika mereka tumbuh: simbol-simbol yang diciptkan  budaya untuk membantu orang berpikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah.
1.      Terjadinya Perkembangan
Mengatakan bahwa “Pembelajaran mendahului pengalaman”
·         Percakapan pribadi yaitu mekanisme yang ditenakankan Vygotsky untuk mengubah pengetahun bersama menjadi pengetahuan pribadi
·         Zona Perkembangan Proksimal menyiraktkan bahwa perkembangan kognisi dan kemampuan menggunakan pemikiran lebih dahulu memerlukan penguasaan sistem komunikasi budaya kemudian belajar menggunakan sistem ini untuk mengatur proses pemikiran kita sendiri.
·         Pentanggaan  berarti menyediakan banyak dukungan kepada anak selama tahap awal pembelajaran dan kemudian dikurangi dukungan dan meminta anak tersevut untuk memikul tanggung jawab yang semakin besar begitu dia sanggup (Rosenshione & Meister, 1992).
·         Pembelajaran Kooperatif , Vygotsky (1978) mengakui besarnya manfaat interaksi teman sebaya untuk memajukan pemikiran anak-anak bersangkutan
2.      Penerapan Teori Vygotsky ke Pengajaran
a.      Keinginan menyusun rencana pembelajaran kooperatif diantara kelompok-kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda
b.      Pendektan pengajaran yang menekankan pentanggaan .

E.     Pandangan Erikson Tentang Perkembangan Pribadi Dan Sosial
Erikson mengajukan 8 tahap perkembangan psikososialyang masing-masing didominasi oleh kritsis psikososial tertentu yang dipercepat melalui interaksi dengan tujuan sosial. Sebagai berikut:
1.      Tahap-tahap Perkemabangan Psikososial
a.       Tahap 1           : Kepercayaan versus Ketidakpercayaan
Tujuannya mengambangkan rasa kepercayaan melalui interaksi dengan pengasuh.
b.      Tahap II          : Otonomi versus Keraguan (usia 18-30 bulan)
Anak-anak mempunyai keinginan ganda untuk mempertahankan dan melepaskan
c.       Tahap III        : Inisiatif versus Rasa bersalah (usia 3-6 tahun)
Anak-anak memperjelas pemahaman tentang diri mereka melalui penjajakan lingkungan.
d.      Tahap VI        : Kemegahan versus Inferioritas (6-12 tahun)
Ketika berhasil atau kegagalan akademis menjadi sesuatu yang pokok.
e.       Tahap V          : Identitas versus Kebingungan Peran
Remaja akan berpaling ke kelompok sebaya mereka dan mulai pencarian makna terkait makna mitra dan karir
f.        Tahap VI        : Keintiman versus Keterasingan
g.      Tahap VII       : Daya Regenerasi versus Penyibukan Diri
h.      Tahap VIII     : Integritas versus Keputusasaan

2.      Implikasi dan Kritik terhadap Teori Erikson
Teori ini menekankan peran lingkungan dalam menyebabkan  krisis maupun dalam menentukan cara mengatasi semua krisis itu. Tahapan perkembangan pribadi dan sosial dilanjutkan melalui interaksi terus menerus dengan orang lain dan dengan masyarakat sebagai keseluruhan. Adapun mengenai kritik ditujukan pada masalah-masalah dasar yang dihadapi orang ketika is menjalani kehidupan, namun teorinya tidak menjelaskan begaimana atau mengapa orang melangkahn  dari satu tahap ke tahap lain dan karena teori ini sulit dipastikan melalui riset (Green, 1989; Miller,1993).

F.      Beberapa Teori Perkembangan Moral
Menurut Piaget, anak-anak mengembangkan moralitas heteronom (ketaatna pada otoritas melalui realisme moral ) pada usia 6 tahun dan kemudian berlanjut ke moralitas otonom. Tahap-tahap penalaran moral Kohlberg mencerminkan tanggapan anak terhadap dilema moral sebagi berikut:
Tahap I & II     :Anak-anak mematuhi aturab yang ditetapkan oleh orang lain sambil memaksimalkan kepentingan pribadi.
 Tahap  3 & 4   :Orang menganut aturan, percaya pada hukum dan keteraturan dan mencari persetujuan orang lain
Tahap 5 & 6     :Orang menilainya sendiri berdasar prinsip etika abstrak yang telah dia pilih untuk diikuti