MAKALAH
“Komunikasi
Organisasi pada Marching Band Gita
Widya Siliwangi (MB GWS) UPI”
disusun
untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Komunikasi Organisasi
Dosen Pengampu:
1.
Prof. Dr. H. Djohar Permana, MA
2.
Dr. Asep Sudarsyah, M,Pd
3.
Dr. Eka Prihatin, M.Pd
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
1.
Etika Maria 1200814
2.
Kenny Siti F. 1200374
3.
Muhammad Khoerudin 1202661
4.
Sekar Pusparani 1200337
5.
Syukron 1202658
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
WR.WB
Puji dan Syukur
Penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Dalam makalah ini
Penyusun membahas mengenai “Komunikasi Organisasi pada UKM Marching Band UPI”
Makalah ini dapat tersusun atas bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, Penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu Penyusun
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat Penyusun harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bandung, April 2014
Waalaikumsalam
WR.WB
(Penyusun)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah
................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................................
1.4 Manfaat
Makalah
1.4.1 Manfaat Penyusun........................................................................................
1.4.2 Manfaat Pembaca.........................................................................................
1.5 Batasan
Makalah...................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi............................................................................
2.2 Unsur-unsur
Komunikasi……………………………………………………...…..
2.3 Tahap-tahap
Komunikasi………………………………………………………….
2.4 Bentuk
Komunikasi dalam Organisasi……………………………………..……..
2.5 Hambatan
Komunikasi dalam Organisasi……………………………..………….
2.6 Cara
Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi………….……………
BAB III PROFIL ORGANISASI
3.1 Profil Lembaga...........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Komunikasi Organisasi pada Marching Band UPI……………….………………
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Marching Band UPI merupakan bagian dari aktivitas kampus
yang tidak dapat dipisahkan dari mahasiswa dalam mengembangkan kreativitas
dalam berseni musik mahasiswa. Dalam perjalanannya, setiap organisasi memiliki
struktur kepengurusan sebagai bentuk representatif dari bidang-bidang yang
tercakup dalam organisasi tersebut, serta memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai untuk mewujudkan cita-cita
organisasi yang diharapkan.
Dalam mewujudkan tujuan dari Organisasi Marching Band UPI, maka tentulah
membutuhkan komunikasi organisasi sebagai alat dalam mengkomunikasikan apa yang
akan dikomunikasikan dalam unit kerja yang ada pada organisasi tersebut. komunikasi organisasi akan berhasil manakala ada pesan yang hendak disampaikan
pengirim pesan kepada penerima pesan baik menggunakan maupun tidak
menggunakan media komunikasi.
Komunikasi organisasi sangat diperlukan dalam suatu
organisasi, dan dalam kenyataannya komunikasi ini banyak terjadi masalah baik terkait
komunikasi itu sendiri, penafsiran akan pesan dan alur komunikasi dalam
organisasi.
Berdasarkan hal-hal diatas dapat kami simpulkan bahwa terdapat
masalah-masalah mengenai Komunikasi Organisasi, dan
hambatan dalam mewujudkan tujuan Organisasi Marching Band UPI. Dengan demikian dalam
makalah ini, kami akan membahas mengenai Komunikasi Organisasi di
Marching Band Gita Widya Siliwangi
(MB GWS)UPI.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang masalah, kami membuat
rumusan masalah yaitu:
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Organisasi?
1.2.2
Bagaimana komunikasi yang terjadi di
internal organisasi Marching
Band UPI?
1.2.3
Bagaimana komunikasi yang terjadi di
eksternal organisasi Marching
Band UPI?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
Penelitian yang kami buat adalah berdasarkan pada rumusan masalah, meliputi:
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian Komunikasi Organisasi;
1.3.2
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang
terjadi di internal organisasi
pada Marching Band UPI;
1.3.3
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang
terjadi di eksternal organisasi
pada Marching Band UPI;
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Penyusun
1.4.1.1
Menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai Komunikasi
Organisasi;
1.4.1.2
Dapat memahami Komunikasi organisasi dilapangan.
1.4.2
Bagi Pembaca
1.4.2.1
Dapat mengetahui Komunikasi Organisasi;
1.4.2.2
Dapat mengetahui kendala dalam komunikasi organisasi
1.5 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada makalah ini hanya sebatas pada
Komunikasi Organisasi secara teori dan Implikasinya pada organisasi Marching
Band UPI.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan
tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Komunikasi dalam organisasi
sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan
dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan
seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk
membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah
membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam
menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun
tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah
solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
2. Unsur-Unsur
Komunikasi
a. Komunikator
/ Pengirim / Sender
Merupakan orang yang menyampaikan
isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok atau
organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim
berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan
tersebut, dan meminta kejelasan pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu,
seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan
dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan dan bagaimana cara
menyampaikannya.
b. Komunikan / Penerima / Receiver
Merupakan penerima pesan atau
berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima
pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan
baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim
pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara
sempurna.
c. Saluran
/ Media / Channel
Merupakan saluran atau jalan yang
dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikasi dan sebaliknya. Pesan
dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang
dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti
telepon, televisi, fax, photo copy, email, sandi morse, smartphone, sms, dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat
berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994).
3. Tahap-Tahap Berkomunikasi
a. Tahap
Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses
pencipataan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
b. Tahap Ecoding
Tahap
encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam serangkain
bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan
juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau
sandi dapat berbentuk kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau
grafik), atau tindakan.
c. Tahap
Pengiriman
Tahap
pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan yang
telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media
komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan
dengan berbicara, menulis, menggambar, dan bertindak. Saluran
yang dilalui pesan-pesan disebut media komunikasi. saluran dan media
komunikasinya dapat berbentuk lisan (telepon, temu-muka langsung)
atau tertulis (papan pengumuman, poster dan buku
pedoman), mengalir kebawah (memo dan instruksi
tertulis), keatas (kotak saran, grievance prosedure,
laporan prestasi kerja), atau ke samping (panitia, pertemuan antar
departemen), formal (diskripsi jabatan dan prosedur kerja,
konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria
perusahaan), dan aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan)
atau dua arah (konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
d. Tahap
Penerimaan.
Setelah
pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka diterima oleh komunikan.
Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca,
atau mengamati tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk
mengirimkannya. Jika informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan, maka
seringkali kegagalan dalam mendengarkan dan berkonsentrasi mengakibatkan
hilangnya pesan-pesan tersebut.
e. Tahap Encoding
Tahap
encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan,
dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui
suatu proses berpikir. Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink
binatang, dan proses berpikir lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding.
Dalam tahap decoding ini dapat terjadi ketidaksesuaian atau
bahkan penolakan terhadap gagasan atau idea yang di”encoding” oleh
komunikator dikarenakan adanya hambatan teknis, dan lebih-lebih adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan persepsi komunikan dalam hal arti
kata atau semantik.
f. Tahap Tindakan
Tindakan
yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang
diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi. Dalam tahap
ini, respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta
informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan
yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa yang
diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
4. Bentuk
Komunikasi dalam Organisasi
a. Komunikasi
Berdasarkan Bentuk
·
Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung tanpa menggunakan
alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan
penggunaan isyarat.
Contoh : Berbicara langsung kepada seseorang.
·
Komunikasi Tidak
Langsung
Komunikasi tidak langsung biasanya
menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan
(sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis waktu.
Contoh : Radio, televisi.
b. Komunikasi
Berdasarkan Arah Pesan
·
Komunikasi satu
arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi
yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya.
·
Komunikasi
Timbal Balik
Komunikasi timbale balik adalah
komunikasi yang disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.
Contoh : komunikasi kelompok atau komunikasi
perorangan.
5. Hambatan
Komunikasi dalam Organisasi
a. Hambatan dari Proses Komunikasi
·
Hambatan dari
pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya
atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
·
Hambatan dalam
penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak
jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara
si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu
sulit.
·
Hambatan media,
adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
·
Hambatan dalam
bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
·
Hambatan dari
penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan
pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut.
·
Hambatan dalam
memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretative, Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.
c. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara),
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
d. Hambatan
Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan
istilah tertentu. Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Misalnya : adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun
internasional).
e. Hambatan
Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan
emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang
hendak disampaikan.
f. Hambatan
Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi
dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
6. Cara Mengatasi
Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
a. Gunakan
umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang
lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim
komunikasi dua arah.
b. Kenali
si penerima berita
-
Bagaimana latar
belakang pendidikannya,
-
Bagaimana
pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
-
Sejauh mana
minat dan perasaan.
c. Rencanakan
secara teliti
Pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa, mengapa,
siapa, bagaimana, kapan.
BAB III
PROFIL ORGANISASI
Marching Band Gita Widya Siliwangi (MB
GWS) merupakan Kompi Menwa Batalyon XI UPI, yang tergabung kedalam unit
kegiatan mahasiswa yang ada di upi. MB
GWS lahir pAda tanggal 14 Juli 2013 sejak diadakannya Musyawarah Besar anggota
Kompi GWS, dan terpilihnya Ketua MB GWS yang bernama Ilham Fauzi. Namun sebelum
itu menwa Bataliyon XI sudah melaksanakan perekrutan anggota baru dan latihan
dari mulai bulan February 2013.
MB GWS lahir berkat dari perjuangan Komandan
Batalyon XI dari sebelumnya, terhitung 6kali periode kepengurusan Danyon yang
mengajukan alat marching band, hingga pada periode kepengurusan Danyon Helmi Hasbi
Assidiqi tahun 2013 perlatan marching dikabulkan oleh rektorat untuk dikelola
oleh menwa Batalyon XI UPI.
Anggota yang sekarang masih aktif ada
sekitar 65 orang. Dengan jumlah pelatih 4 orang. Lokasinya yaitu belakang
gedung Gymnasium pintu Barat. Struktur organisasinya terdiri atas ketua,
sekretaris, bendahara, dan departemen. Berikut bagannya:
BAB IV
HASIL WAWANCARA DAN PEMBAHASAN
1.
Komunikasi
internal
Komunikasi
intern adalah proses penyampaian pesan-pesan yang berlangsung antara anggota
organisasi. Dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan
pimpinan maupun bawahan dengan bawahan. Komunikasi internal yang ada pada
organisasi Marching band menggunakan asas musyawarah mufakat, dan dalam
menentukan keputusan dikoordinasikan kepada ketua umum Marching Band dan kepada
ketua departemen.
2.
Komunikasi
dengan Menwa
Resimen Mahasiswa (disingkat menwa) adalah salah satu kekuatan sipil
yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan
Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Markas komando
Menwa bertempat diperguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya
adalah mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut. Menwa
merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan dasar
militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun
payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya.
Menwa
yang berada di UPI, memiliki kompi musik, yaitu Marching band Gita Widya
Siliwangi. Walaupun satu organisasi dengan menwa tapi komunikasi keduanya
berbeda. Untuk komunikasi dengan Menwa sendiri, MB GWS memiliki alur koordinasi
komando dari komandan yaitu perintah langsung dari komandan. Dan saling
koordinasi antara MB GWS dengan menwa sehingga terjalin hubungan yang baik
3.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi
vertical adalah komunikasi yang terjalin antara atasan dengan bawahan.
Komunikasi vertical yang di MB GWS yaitu dilakukan dua arah (top-down and
buttom-up) antara ketua dengan pengurus. Misalnya saat rapat, ketika ketua
menginstuksikan kepada pengurus untuk melakukan sesuatu hal, dan pengurus masih
ada yang belum paham maka pengurus/anggota dapat menanyakan kembali kepada
ketua.
4.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi
horizontal yang ada di organisasi Marching band ini adalah komunikasi antar
anggota. Masing-masing jajaran sejajar dan bekerjasama untuk mencapai Tujuan
organisasi MB GWS. Pola komunikasi ini bisa saling mengusulkan, misalnya ketika
akan tampil dalam sebuah acara, maka setiap bidang akan bekerjasama dengan baik
untuk keberhasilan bersama.
5.
Komunikasi saat
latihan marching band
menggunakan struktur
jalur komunikasi secara vertikal, karena yang memegang komando saat latihan
adalah pelatih. Pelatih akan memberi
arahan kepada anggota, dan ketika ada anggota yang kurang mengerti, maka mereka
dapat menanyakan kembali kepada pelatihnya.
6.
Komunikasi saat
terjadi masalah
Komunikasi yang dilakukan
di MB GWS saat terjadi masalah yaitu dengan melakukan musyawarah antar angggota
dan pengurus juga se;ain itu dianalisis sumber terjadinya permasalahan
tersebut.
7.
Prinsip
komunikasi MB GWS:
-
Komando :
perintah langsung, ketua memerintahkannya langsung kepada anggota.
-
Koordinasi :
musyawarah dan mufakat, ketika ada masalah, pengambilan keputusan harus di
musyawarahkan.
8.
Membangun
komitmen untuk anggota:
Untuk membangun
komitmen yang tinggi dari setiap anggota dilakukan dengan cara memberi reward
dan punishment. Namun hal ini belum sempat dilakukan karena beberapa hal yang
membuat tidak dilaksanakan di MB GWS. Tapi cara yang sudah dilaksanakan yaitu
dengan menyusun target-target yang harus dicapai, apakah target tersebt terpenuhi
atau tidak oleh anggota. Contohnya: target penampilan hari pendidikan nasional
2 Mei.
9.
Komunikasi
keluar (Komunikasi Dengan Marching Band Lain)
Komunikasi
keluar yakni proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal dalam
suatu organisasi dengan personel atau badan di luar organisasi tersebut. Komunikasi
MB GWS dengan organisasi marching band luar mulai berkomunikasi dengan baik,
misalnya dengan marching band Bhineka Bhakti Taruna (MB BBT) Kab. Bandung atau
dengan Marching Band Universitas Brawijaya dan yang lainnya. Komunikasi yang
terjalin hanya baru obrolan-obrolan kecil mengenai marching band saja, untuk
komunikasi secara terbuka dan formal dengan organisasi luar belum berjalan
dengan baik. Namun terdapat anggota MB GWS yang mengikuti latihan Marching band
di luar. Hal ini dilakukan untuk menambah ilmu dan pengalaman mengenai Marching
Band.
10. Komunikasi
dengan UKM dan BEM (Jurusan dan Universitas)
Untuk alur komunikasi
dengan UKM dan BEM itu dilakukan dengan ketua dan atas komando dari komandan.
Hal ini terjadi karena MB GWS adalah Kompi music yang terdapat di Menwa
sehingga segala sesuatu harus atas komando dari komandan Menwa.
11. Komunikasi
saat perekrutan anggota dan pemasaran:
Perekrutan dilakukan
ketika ada mahasiswa baru. Tapi ketika masih kekurangan anggota, diadakan open
recruitmen kedua untuk memenuhi kuota. Bentuk komunikasi yang terjadi yaitu
tersurat dan tersirat. Komunikasi tersurat dilakukan dengan pamflet, spanduk,baligo
dan lain-lain. Sedangkan tersirat seperti face to face dan dari mulut ke mulut.
12. Usaha
dan strategi komunikasi
Usaha dan strategi
komunikasi yang dilakukan MB GWS yaitu demokratis artinya semua mahasiswa boleh
menjadi angggota MB GWS, bisa melakukan tindakan-tindakan secara pasti seperti
ikut berpartisipasi dalam kegiatan UPI maupun UKM, dan lebih terbuka karena MB GWS masih baru dan dalam tahap
pembangunan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
·
Komunikasi
organisasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari satu anggota ke
pihak anggota yang lain dalam suatu organisasi dengan tujuan tercapai persepsi
atau pengertian yang sama.
·
Komunikasi
internal yang ada pada organisasi Marching band menggunakan asas musyawarah
mufakat, dan dalam menentukan keputusan dikoordinasikan kepada ketua umum
Marching Band dan kepada ketua departemen. Untuk komunikasi dengan Menwa
sendiri, MB GWS memiliki alur koordinasi komando dari komandan yaitu perintah
langsung dari komandan,
·
Komunikasi
eksternal yang terjadi di MB GWS yaitu dilakukan dengan ketua dan atas komando
dari komandan. Hal ini terjadi karena MB GWS adalah Kompi music yang terdapat
di Menwa sehingga segala sesuatu harus atas komando dari komandan Menwa.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar