Minggu, 23 Februari 2014

ANALISIS STUDI KASUS MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA




TUGAS KELOMPOK
“Analisis studi kasus Motivasi dan Kepuasan Kerja”

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Perilaku Organisasi


Dosen Pengampuh:
1.      Prof. Dr. H. Djam’an Satori, MA   
2.      Dr. Deni Koswara, M.Pd                
3.      Cepi Triatna, M.Pd                          



Disusun Oleh:
1.      Elvia Hertianti           (1206325)
2.      Syukron                     (1202658)





PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013

“KAMI TIDAK BERSEMANGAT UNTUK BEKERJA RAJIN”

Di suatu Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Pasundan kepala sekolah asal Jakarte telah mengeluhkan kepada temannya mengenai bebannya yang berat dalam memimpin sekolah. Pasalnya ia kurang didukung oleh personil sekolah dalam berbagai tindakan untuk mencapai visi sekolah. Ia menuturkan bahwasanya apa yang telah ia pelajari di Cambride University Australia telah ia praktekkan sebagaimana didapatkan semasa kuliah dulu ketika mengambil S2 di program studi Administrasi Publik, namun para personil sekolah tidak bekerja sebagaimana ia harapkan, bahkan ia diacuhkan dan dikucilkan karena dianggap sombong oleh personil sekolah lainnya yang mayoritas berasal dari Kota Pasundan ini.
Setelah diidentifikasi secara langsung apa yang terjadi kepada para personil sekolah melalui wawancara langsung, para personil sekolah mengungkapkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah tidak cocok dengan gaya kerja kami sebagai orang pasundan. Dia terlalu demokratis dan begitu bebas. Padahal kami begitu bingung dengan apa yang harus kami lakukan jika kepala sekolah meminta kami untuk melakukan sesuatu dan segala sesuatunya diserahkan kepada kami. Kami merasa tidak tahu apa keinginan kepala sekolah dan apabila kami ada kesalahan, kepala sekolah begitu bebas memberikan koreksi dan teguran tanpa memandang apapun dan dimanapun. Akhirnya kami bekerja seadanya saja dan tidak bersemangat untuk bekerja rajin atau lebih rajin. Setelah mendapatkan informasi dari kepala sekolah dan personil sekolah di atas, Anda diminta oleh kepala sekolah untuk memecahkan persoalan tersebut.

Tugas:
1.      Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam memimpin sekolah?
2.      Menurut Anda mengapa personil sekolah tidak bertindak sebagaimana diharapkan oleh kepala sekolah?
3.      Untuk memecahkan permasalahan kasus di atas, solusi apa yang akan Anda tawarkan kepada kepala sekolah? Teori motivasi apa yang anda gunakan untuk memecahkan hal tersebut?
4.      Hal-hal apa yang dapat menjadikan personil sekolah menjadi puas!
--- ooo0ooo ---
Jawaban:
1.      Menurut kelompok kami, permasalahan yang sedang dihadapi Kepala Sekolah dalam memimpin sekolah adalah sebagai berikut:
a.       Gaya kepemimpinan otoriter;
Tipe kepemimpinan otoriter, dimana semua personil sekolah hanya diberikan tugas tanpa mengevaluasi hasil kerja personil sekolah dan tidak memberikan ruang untuk berpendapat dan mengeluarkan pendapat. Sehingga dampak dari gaya kepemimpinan ini adalah kecenderungan personil sekolah yang bertindak secara apatis dengan semua kebijakan yang dibuat Kepala Sekolah.
b.      Kinerja personil sekolah yang tidak memuaskan;
Kinerja yang tidak memuaskan dapat dilihat dari cara mereka menjalankan tugasnya yang cenderung seadanya. Kinerja Personil Sekolah akan memuaskan manakala kemampuan yang dimiliki Personil Sekolah dengan tingkat motivasi dan peluang yang tinggi.
c.       Kemampuan yang dimiliki personil sekolah rendah;
Idealnya Personil Sekolah harus mampu menyelesaikan tugas yang diberikan atasan. Namun apabila Personil Sekolah mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebut, maka tugas seorang Kepala Sekolahlah yang harus memberikan pelatihan dan bimbingan guna meningkatkan kemampuan Personil Sekolah.
d.      Motivasi personil sekolah rendah;
Motivasi yang rendah diakibatkan oleh ketidakmampuan personil sekolah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah. dalam hal ini akan berdampak pada kinerja personil sekolah.
e.       Terjadi komunikasi satu arah;
Kepala Sekolah merupakan seorang pemimpin yang seharusnya dapat mempengaruhi bawahannya untuk melakukan apa yang dikehendak untuk mencapai tujuan bersama. Dalam proses mempengaruhi, seorang Kepala Sekolah harus mampu menciptakan komunikasi dua arah, dimana Kepala sekolah dan personil sekolah dapat mengutarakan pendapat dalam setiap kesempatan yang ada, misalnya dalam rapat.


f.       Iklim organisasi yang buruk;
Iklim Organisasi yang buruk tercipta dikarenakan gaya kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah terhadap personil sekolah yang cenderung Otoriter. Semua kebijakan dibuat secara sendiri tanpa dilakukan musyawarah mufakat. Sehingga terciptalah keapatisan personil sekolah. Keapatisan personil sekolah merupakan cerminan buruknya iklim organisasi dalam kepemimpinananya.
Kesimpulan:
Jadi permasalahan yang terjadi pada Kepala sekolah adalah kecenderungan bergaya otoriter. Ketika gaya kepemimpinan yang otoriter, maka akan berdampak pada ke-apatisan personil sekolah. Apabila personil sekolah bertindak apatis, maka kinerja personil sekolah, motivasi dan kesempatan akan rendah. Karena apa yang dilakukan oleh personil sekolah tidak akan berpengaruh bagi Kepala sekolah dalam membuat suatu kebijakan.
Dilihat dari sisi positifnya, Kepala sekolah berusaha untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat saat kuliah S2 di Cambride University Australia program studi Administrasi Publik. Namun apabila dilihat dari dampak yang terjadi ketika pengaplikasian antara ilmu dengan keadaan sekolah dengan gaya kepemimpinan yang otoriter  maka akan tercipta iklim organisasi yang buruk. Untuk mengatasi hal tersebut maka hendaknya Kepala sekolah harus menciptakan komunikasi dua arah sehingga tidak akan terjadi salah persepsi antara tujuan yang hendak dicapai Kepala Sekolah dengan personil sekolah sebagai bawahan.










2.      Menurut kelompok kami, Personil sekolah yang bertindak tidak sesuai dengan harapan Kepala sekolah dikarenakan oleh kegagalan Kepala sekolah dalam proses mempengaruhi personil sekolah sebagaimana tugas utama seorang pemimpin dalam kepemimpinannya untuk mempengaruhi bawahannya agar tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. 

3.      Teori yang kami angkat adalah teori motivasi dan kinerja yaitu:
Kinerja = Ability x Motivation x Opportunity
Apabila dikaitkan dengan solusi untuk memecahkan permasalahan diatas, maka seorang pemimpin hendaknya dapat meningkatkan kinerja personil sekolah melalui peningkatan kemampuan personil kerja dengan diiringi peningkatatan motivasi dan peluang personil sekolah yang tinggi pula. Untuk melakukan hal tersebut maka Kepala sekolah harus:
§  Kemampuan Personil sekolah;
Berkaitan dengan kemampuan, maka perlu dilakukan pelatihan dan bimbingan dalam bidang intelektual maupun psikologis personil sekolah.
§  Motivasi Personil sekolah;
Pemberian imbalan dan hukuman agar meningkatkan motivasi personil sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah.
§  Kesempatan Personil sekolah.
Kesempatan atau peluang dalam organisasi, berkaitan dengan partisipasi anggota. Partisipasi anggota dalam organisasi dapat meningkatkan kinerja anggota.  Jadi untuk meningkatkan partisipasi, maka Kepala sekolah harus melakukan peningkatan kemampuan maupun motivasi personil.

4.      Menurut kelompok kami, Personil sekolah akan merasa puas manakala ada perubahan dari gaya kepemimpinan Kepala sekolah yang otoriter menjadi demokratis. Dimana ketika adanya perubahan gaya kepemimpinan, maka akan berdampak pula pada kinerja personil sekolah. Personil sekolah akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dan juga akan tercipta suatu iklim organisasi yang baik. Dimana Kepala sekolah dan personil sekolah akan bersama-sama menentukan kebijakan guna menggapai visi, misi dan tujuan sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar