Minggu, 23 Februari 2014

UAS DECISION MAKING




UJIAN AKHIR SEMESTER
“Take Home Examination”
(diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah Pembuatan Keputusan)

Dosen Pengampuh:
1.      Dr. H. Aceng M. Mirfani, M.Pd        
2.      Suryadi, M.Pd                                    

Disusun Oleh:
Nama   : Syukron
NIM    : 1202658



JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
SOAL:
Saat ini kondisi organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung, belum memiliki Kepala Dinas Defenitif, dapat dianalogikan “hidup enggan, matipun tak mau”. Bagaimana Anda sebagi seorang Decision Maker dapat merancang bangun organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung, supaya roda organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung dapat berjalan kearah yang lebih baik.
1.      Jika organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai subordinat Pemda Kota Bandung, Apa yang menjadi misi utamanya? Unsur-unsur organisasi apa saja yang harus ada dalam struktur organisasi? Dan bagaimana bentuk bangunan struktur organisasinya?
2.      Untuk mengisi dan menghidupkan bangunan struktur organisasi tersebut, tentunya membutuhkan orang yang kapabel dan kredibel. Model keputusan apa yang dibutuhkan untuk menjalankan roda organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung tersebut?












JAWABAN:
              Dengan kondisi organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung yang belum memiliki Kepala Dinas Pendidikan yang tetap, tentunya akan berdampak pada sistemik pada pendidikan di kota tersebut, unt
1.      Ketika organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai bawahan Pemda Kota Bandung, maka secara tidak langsung Pemda Kota Bandung memiliki  andil dalam menyelesaikan permasalahan ini. Baik bertanggung jawab atas ketiadaan Kepala Dinas Pendidikan maupun pada  proses pencarian Kepala Dinas Pendidikan yang baru. Yang mana kegiatan tersebut harus segera dilakukan, karena kekosongan pada jabatan Kepala Dinas berdampak pada terganggunya pelayanan pendidikan di Kota Bandung
a.       Adapun yang menjadi misi utama Pemda Kota Bandung dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah:
§  Pemda Kota Bandung harus menjadikan Dinas Pendidikan Kota bandung dapat berjalan kearah yang lebih baik, dengan melakukan pengawasan pada Dinas Pendidikan Kota Bandung;
§  Pemda Kota Bandung harus melakukan rekruitmen Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung yang baru. Adapun rekruitmen Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung yang baru sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan. Rekruitmen dapat dilakukan melalui baik melalui lelang jabatan maupun dengan penunjukkan Kepala Dinas secara otoriter oleh Walikota. Lelang jabatan dapat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan yang mendesak akan jabatan tersebut, adapun Penunjukkan Kadis secara otoriter merupakan langkah akhir ketika rekrutmen dengan lelang jabatan yang tidak berhasil menemukan calon Kadis yang sesuai. Untuk itu Walikota sebagai Atasan dari Disdik berhak untuk menunjuk Kadis secara otoriter dengan memperhatikan kriteria calon Kadis.




b.      Unsur-unsur organisasi yang harus ada dalam struktur organisasi
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
§  Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
      Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

§  Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

§  Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

§  Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :
Ø  Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Dari penjelasan diatas, dapat saya simpulkan bahwasannya dalam organisasi setidaknya terdapat orang-orang yang memiliki tujuan bersama, dengan berkerja sama untuk mencapai tujuan tersebut dan juga adanya kejelasana antara peranan satu dengan yang lain.




 








c.       Struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung
            Struktur organisasi diatas merupakan, struktur organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandung. Struktur ini dapat dibangun, makalah jabatan yang ada dalam struktur itu diisi oleh orang-orang. Orang-orang dalam jabatan tersebut memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, namun mereka bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Hal tersebut berkaitan dengan perlu adanya kejelasan mengenai tugas dan tanggung jawab dalam organisasi. Adapun mengenai koordinasi kegiatan-kegiatan, merupakan kegiatan pengintegrasiaan dan penyelarasan fungsi-fungsi dan unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dan saling ketergantungan. Misalkan antara atasan dengan bawahan begitupun sebaliknya
Jadi dapat saya simpulkan bahwa, untuk membangun suatu organisasi, perlu adanya Orang-orang yang akan menduduki jabatan dalam struktur organisasi, kemudia adanya proses kerjasama dalam mencapai tujuan bersama, maupun peralatan dan pelengkapan lainnya yang dapat mendukung organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun dalam struktur organisasi tersebut, perlu adanya:
a.       Spesialisasi kegiatan;
b.      Standarisasi kegiatan;
c.       Koordinasi kegiatan;
d.      Sentralisasi dan desentralisasi kegiatan.
2.      Untuk mengisi dan menghidupkan kembali bangunan stuktur organisasi tersebut, tentunya membutuhkan orang-orang yang kapabel dan kredibel.  Dalam upaya untuk mengisi dan menghidupkan organisasi Dinas Pendidikan kota Bandung tersebut, maka Seorang Decision Maker dapat mengambil model pohon keputusan, sebagai acuan dalam mengambil keputusan.

a.      Model pohon keputusan (Decision Tree Model)
            Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing. Dengan demikian, maka pimpinan tinggal memilih alternative mana yang sekiranya paling tepat untuk dijadikan keputusan.
Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan Comer memberikan definisi mengenai pohon keputusan (decision tree) sebagai berikut:
“The decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of alternative decisions. The tree includes the decision nodes chance modes, pay offs for each combination, and the probabilities of each event.”

Menurut Welch, ada 4 komponen dari pohon keputusan yakni : simpul keputusan, simpul kesempatan, hasil dari kombinasi, dan kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. Hal yang kiranya penting dalam pohon keputusan adalah pengambil keputusan itu haruslah secara aktif memilih dan mempertimbangkanbetul-betul alternative mana yang akan dijadikan keputusan
Tipe analisis pembuatan keputusan mana yang akan digunakan sangat tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang rasional dapat dikemukakan terhadap masalah yang dihadapinya. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan informasi yang lengkap,upto-date dan dapat dipercaya kebenarannya, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil keputusan dengan baik.




Pohon keputusan itu dinamakan juga diagram pohon karena bentuknya berupa diagram. Diagram ini bentuknya seperti pohon roboh. Diagram pohon ini merupakan salah satu langkah yang diperlukan, misalnya dalam pengambilan rancangan bangun proyek. Konsep proses ini pada dasarnya mengikuti teori system, dimana antara komponen yang satu dengan komponen yang lain merupakan mata rantai proses yang berkesinambungan, yang saling bergantung.Adapun langkah-langkah yang sekiranya perlu dilakukan secara berturut-turut sebagai berikut:
1.      Mengadakan identifikasi jaringan hubungan komponen-komponen yang ada yang secara bersama-sama membentuk masalah tertentu yang nantinya harus dipecahkan melalui diagram keputusan. Masalah tertentu itulah yang merupakan masalah utama.
2.      Masalah utama itu kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil.
3.      Masalah yang sudah mulai terinci itu kemudian dirinci lagi kedalam masalah yang lebih kecil lagi. Begitu seterusnya, sehingga merupakan diagram pohon yang bercabang-cabang.
Itulah sebabnya mengapa keputusan atau proses pengambilan keputusan yang dilakukan semacam itu dinamakan diagram pohon. Diagram pohon itu sangat bermanfaat bagi tim yang mengadakan analisi masalah untuk kemudian dipecahkan bersama-sama dalam tim itu karena masalahnya dan pemecahaanya saling berkaitan. Tanpa bantuan anggota tim lainnya masalah yang begitu kompleks tidak akan dapat dipecahkan.







b.      Proses Penerapan Model Pohon Keputusan
No
Proses Pembuatan Keputusan Model Pohon Keputusan
Tujuan
Penerapan Model Pohon Keputusan
1
Identifikasi Masalah
Merinci masalah yang yang dihadapi kedalam komponen-komponen
Kekosongan jabatan Kadis Kota Bandung
Kekosongan jabatan berlangsung lama

2
Pembuatan Alternatif
Berdasar pada rincian masalah yang ada, seorang DM akan berusaha mencari alternatif solusi dari masalah tersebut beserta kemungkinan masalah baru yang dapat timbul dari solusi yang ditawarkan.
Alternatif yang ditawarkan, berupa perekrutan Kadis yang baru, dengan resiko banyaknya calon kadis yang tidak memiliki kriteria yang ditetapkan. Tentunya hal ini akan memperpanjang kekosongan jabatan, dan pastinya akan menyebabkan timbulnya masalah baru.


Penunjukkan Kadis secara otoriter, resiko yang ditangguh yaitu calon kadis yang ditunjuk belum siap, menolak dll
3
Pemilihan Alternatif
Seorang DM dapat memilih alternatif dari solusi yang ditawarkan dengan segala resiko yang akan dihadapi.
Seorang DM dalam masalah ini yaitu Walikota Bandung, maka walikota Bandung dapat memilih solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini








c.       Kesimpulaan
                  Dari penerapan diatas, dapat saya simpulkan bahwa dalam menyelesaikan masalah kekosongan kota Bandung, Seorang Decision Maker atau Walikota dapat melakukan pengambilan keputusan model Pohon Keputusan, dimana dalam Model Keputusan. Seorang Decision Maker dapat meulainya dengan identifikasi masalah, yang dalam proses ini adanya terdapat perincian masalah kedalam komponen-komponen, langkah selanjutnya yaitu proses pembuatan keputusan dimana DM dapat menganalisis solusi yang berdasar pada proses identifikasi dengan segala resiko yang akan ditimbulkan. Langkah terakhir yaitu proses pemilihan, pada proses ini seorang DM dapat memilih alternatif solusi yang ditawarkan. Setelah proses pembuatan keputusan itu dilakukan, maka langkah selanjutnya yaitu penyelesaian masalah yaitu pengimplementasian alternatif solusi yang dipilih dan setelah itu mengevaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari alternatif solusi yang dipilih.
                  Berkaitan dengan masalah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam menjalankan roda organisasi tersebut, maka model ini menurut saya dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dapat diselesaikan dengan efektif dan efesien dengan berjalannya organisasi tersebut.
















DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. (2009). Unsur-unsur organisasi. [Online]. Tersedia: http://dahlanforum.wordpress.com/2009/07/21/unsur-unsur-organisasi/        [15 Januari 2014].
Lahutung, Gita. (2013). Model-model Pengambilan Keputusan. [Online]. Tersedia: http://brigitalahutung.wordpress.com/2012/10/16/model-pengambilan-keputusan/   [15 Januari 2014].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar