Minggu, 23 Februari 2014

UTS MANAJEMEN KURIKULUM




UJIAN TENGAH SEMESTER
“TAKE HOME EXAMINATION”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah “Manajemen Kurikulum”

Dosen Pengampuh:
1.      Dr. Diding Nurdin, M.Pd       
2.      Drs. Asep Sudarsyah, M.Pd  

Oleh :
Nama  : Syukron       
NIM    : 1202658       



JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013

1.      Kemukakan Pengertian Kurikulum menurut para ahli, Fungsi Kurikulum, Komponen-komponen kurikulum, serta Asas-asas Pengembangan Kurikulum?

a.      Definisi pengertian Kurikulum
·         Menurut George A. Beaucham (1976), Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.
·         J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.


b.      Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanankan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawasan, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
§  Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memilki keampuan  untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
§  Fungsi Integrasi (the integrating function)
Bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadan yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.

§  Fungsi diferensiasi (the differentiation function)
Bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.

§  Fungsi persiapan (the propaedeutic function)
Bahwa kurikulum sebagai alat penddikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain tu,kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat mempersiapkan siswa utnuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
§  Fungsi pemilihan (the selective function)
Bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memerikan kesempatan kepada siswa untuk memilh program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan niatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
§  Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

c.       Komponen-komponen Kurikulum
Bagan diatas menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen-komponen, yaitu komponen Tujuan, Isi kurikulum, Metode atau strategi pencapaian tujuan, Komponen Evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Apabila komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak saling berkaitan, maka sistem itu akan terganggu.
a)      Komponen Tujuan
Berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi yaitu sebagai berikut:
§  Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh semua pendidikan.
§  Tujuan Institusional
Yaitu tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
§  Tujuan Kurikuler
Yaitu tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
§  Tujuan Pembelajaran
Merupakan bagian dari tujuan kurikulum, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam setiap pertemuan.





b)      Komponen Isi
Isi kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku), dan psikomotorik (skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai dari semua aspek tersebut.
c)      Komponen Metode
Komponen Metode berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka penncapaian tujuan.metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan.
d)      Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Oliv, 1998). Proses tersebutn meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan   bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum itu sendiri

Sumber: Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi pendidikan.

d.      Asas-asas Pengembangan Kurikulum
1.      Asas Filosofis
Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut. Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosopis, philo, philos, philen yang berarti cinta, pecinta, mencintai, sedang Sophia berarti kebijaksanaan, kearifan, nikmat, hakikat, dan kebenaran.
Dalam hal ini prinsip-prinsip ajaran filsafat yang dianut oleh suatu bangsa seperti pancasila, kapitalisme, sosialisme, fasisme, komunisme dan sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk/ sebagai pandangan hidup atau falsafah dalam arti praktis.
Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.
Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakuan baik oleh berbagai lembaga maupun perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan.

2.      Asas Psikologi
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi. Manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Aspek-aspek tersebut dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sebagai berikut:

§  Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang agama
§  Aspek cipta : dikembangkan dengan kelompok bidang studi ekstra, sosial, bahasa, dan filsafat.
§  Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni
§  Aspek karsa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi pekerti, Agama, dan PPKN.
§  Aspek karya (kreatif) : Dikembangkan melalu kegiatan penelitian, independen studi, dan pengembangan bakat.
§  Aspek karya (keprigelan) : Dikembangkn dengan berbagai mata pelajaran keterampilan.
§  Aspek kesehatan : Dikembangkan dengan kelompok bidang studi kesehatan, olahraga.
§  Aspek sosial : Dikembangkan melalui kegiatan praktek lapangan, gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL, dan sebagainya.
§  Aspek karya : Dikembangkan melalui pembinan bakat dan kerja madiri.


3.      Asas Sosial Budaya/Asas Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang disebut juga ilmu masyarakat. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup bagi manusia. Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap sebagai suatu kesatuan sosial.
Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan asyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat


4.      Asas Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan sebab ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa praktikan untuk kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati. Sebaliknya praktik yang tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia.
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam memilih bahan dan penyampaiannya. Dengan majunya teknologi informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang belajar mengajar diri sendiri, selanjutnya, system penyampaiannya tidak harus dengan tatap muka antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat digantikan dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non cetak terutama media elektronik, misalnya komputer, internet, rekaman video, dan sebagainya.

Dengan teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan dilakukan dengan berbagai system penyampaiannya, misalnya system pembelajaran jarak jauh, yang penyampaiannya dengan cara menggunakan modul, Televisi Pendidikan Nasional, siaran radio, pendidikan, metode berprogram internet dan sebagainya.

2.      Apa yang dimaksud dengan Belajar dan Pembelajaran? Kemukakan Teori Belajar Kognitif dan Teori Pembelajaran Behavioristik- Asosiasi?
a.      Pengertian Belajar
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari .

b.      Pengertian Pembelajaran
Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “Suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”.




Jadi menurut saya, belajar merupakan kegiatan individu yang dilakukan siswa agar memperoleh pengetahuan, ketrampilan  maupun sikap dan nilai positif yang dilakukan secara mandiri. Sedangkan pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan siswa. Interaksi guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar ini terjalin dengan baik manakala guru dan siswa mampu mengetahui bagaimana cara mengajar dan belajar secara baik, sehingga mutu dari kegiatan pembelajaran ini akan tercipta.

c.       Teori Belajar Kognitif
Hakekat belajar menurut teori ini dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan infomasi, reorganisasi, perseptual, dan proses internal. Menurut teori kognitif belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diikut. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
d.      Teori Behavioristik
 Behaviorism is described as a developmental theory that measures observable behaviors produced by a learner’s response to stimuli”.
Dalam teori ini seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.


3.      Jelaskan Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan dalam Implementasi Kurikulum!
Faktor keberhasilan dan kegagalan dalam implementasi kurikulum, diantaranya:
·         Kesiapan guru dalam pengimplementasi kurikulum yang rendah;
·         Kompetensi guru yang rendah;
·         Waktu yang tersedia sangat terbatas;

Kesimpulan: “Keberhasilan maupun kegagalan dalam implementasi kurikulum dapat dilihat dari kompetansi guru yang ada dalam implementasi kurikulum. Guru dalam hal ini sebagai pelaksana, maka peran inilah yang menjadikan guru sebagai faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam implementasi kurikulum”

4.      Perubahan pola pikir guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 sangat penting. Perubahan apa yang harus terjadi pada guru? Dan Kompetensi apa agar guru berhasil dalam melaksanakan kurikulum 2013?

Perubahan yang harus terjadi pada guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pada pola pikir dari guru itu sendiri. Karena pola pikir guru sangat berkaitan erat dengan kompetensi profesional guru dalam menjalankan kurikulum 2013. Kompetensi Profesional disini berkaitan dengan penguasaan yang mendalam pada guru mengenai materi kurikulum 2013. Ketika guru menguasai materi kurikulum 2013 maka dalam melaksanakan kurikulum 2013 dapat berpartisapasi aktif, kreatif dan inovatif. Misalnya dalam hal pemanfaatan media pembalajaran, kemampuan pedagogik dll.

Kesimpulan :
“Walapun kurikulum semakin berkembang, namun keberhasilan kurikulum itu ditentukan oleh pelaksana kurikulum itu sendiri yang tak lain adalah seorang guru. Kaitannya dengan masalah diatas, maka yang perlu digarisbawahi adalah fokus pada peningkatan kompetensi guru itu sendiri, yang mana perubahan kurikulum dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ketika guru profesional, maka perubahan kurikulum tidak berdampak pada kinerja guru. Dan hal ini dapat memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia”.

















5.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan  Tematik-Terpadu dengan Pendekatan Scientifik? Fungsi dan Tujuan? Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu dalam kurikulum 2013?
NO
Pendekatan
Pengertian
Fungsi
Tujuan
Ciri-ciri
1
Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan prinsip terpadu dengan menggunakan tema pemersatu dalam memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus pada satu kali tatap muka sehingga memberikan pengalaman peserta yang bermakna
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Memusatkan pembelajaran pada satu tema atau topik tertentu
Mempelajari dan mengembangkan berbagai kompetensi dalam tema yang sama
Meningkatkan pemahaman materi pelajaran secara lebih mendalam dan berkesan
Mengembangkan kompetensi berbahasa dengan mengaitkan pada pengalaman pribadi peserta didik
Menggairahkan belajar dengan cara berkomunikasi dalam situasi nyata.
Memaknai belajar dalam konteks kehidupan dengan tema yang nyata.
Menghemat waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpadu.
Budi pekerti dan moral peserta didik berkembang sesuai pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya.
1.    Berpusat pada siswa
2.    Memberikan pengalaman langsung
3.    Mempersatukan antara mata pelajaran.
4.    Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran dalam proses yang terintegrasi.
5.    Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Kesimpulan Materi:
“Menurut saya, proses pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran dimana terdapat perpaduan beberapa mata pelajaran dalam satu kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan secara ilmiah (deskripsi, analisis, prediksi dan pemecahan masalah)”.
Contoh:
Misalnya tema “Di Perkotaan tingkat imgrasi semakin tinggi”
Penyelesaiaan:
Pada tema diatas merupakan penggabungan antara pelajaran Geografi (berkaitan dengan tingkat imigrasi yang cenderung tinggi diperkotaan), Ekonomi (Berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan, tingkat pengangguran) dan Sosiologi (berkaitan dengan kesenjangan sosial antara masayarakat diperkotaan dengan masyarakat pedesaan).
Berkaitan dengan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan, maka seorang siswa harus mampu mengdeskripsikan tema diatas untuk mengetahui kaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain berdasarkan pada permasalahan yang diangkat. Setelah itu siswa melakukan analisis permasalahan, yang didalamnya terdapat kegiatan pencarian sebab dan akibat terjadinya permasalahan. Langkah selanjutnya siswa harus dapat memprediksi solusi yang dapat mangatasi permasalahan.
Kesimpulan dari penjelasan:
“Jadi, proses pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan sceintifik itu siswa dapat memahami tema yang diangkat dan mampu memecahkan permasalahan tersebut melalui kegiatan ilmiah yang berdasarkan fakta yang ada, serta dapat mengaikatkan atau menghubungankan pelajaran satu dengan pelajaran yang lainnya.”










DAFTAR PUSTAKA

Susanti  Elia. (2012). Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli. [Online] . Tersedia: http://eliasusamtiazzahra.blogspot.com/2012/03/pengertian-kurikulum-menurut-beberapa.html .  [28 Oktober 2013].
Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi pendidikan.
Jihad, Muhamad.  (2010). Asas-asas pengembangan kurikulum. [Online]. Tersedia: http://jihadada.blogspot.com/p/asas-asas-pengembangan-kurikulum-a.html . [29 Oktober 2013].
Faisal, Muhammad. (2013). Pengertian Belajar. [Online] . Tersedia: http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html. [29 Oktober 2013].
____.(2013). Inti Teori Belajar Behavioristik. [Online]. Tersedia: http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/inti-teori-belajar-behavioristik.html. [29 Oktober 2013].
Sudrajat, Ahmad. (2013). Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/ . [29 Oktober 2013].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar