Minggu, 23 Februari 2014

KONFLIK DALAM ORGANISASI



TUGAS KELOMPOK
“Analisis Studi Kasus Konflik dalam Organisasi”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Perilaku Organisasi”

Oleh Dosen:  
1.      Prof. Dr. H. Djam’an Satori, MA   
2.      Drs. D. Deni Koswara, M.Pd          
3.      Cepi Triatna, M.Pd                          

Oleh :
1.      Elvia Hertianti           (1206325)       
2.      Syukron                     (1202658)       




PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
KASUS: “KONFLIK DALAM ORGANISASI”
Seorang guru berprestasi baru saja diangkat menjadi kepala sekolah dan ditempatkan pada SMK Negeri di sebuah Kabupaten di Provinsi Manikam. Lokasi sekolah berada di wilayah semi perkotaan (Sub urban). Perjalanan hari demi hari sebagai kepala sekolah baru dijalani dengan penuh kesungguhan. Sekolah yang dipimpin ini terdiri dari 1008 peserta didik, 110 guru, dan sudah berdiri cukup lama. Sekolah ini dahulunya dikategorikan sebagai sekolah unggul/berprestasi, namun dalam perjalannannya saat ini, sekolah mengalami penurunan prestasi, baik prestasi guru maupun peserta didik. 10 tahun ke belakang, jumlah peserta didik mencapai 1.500 peserta didik. Tahun demi tahun, jumlah peserta didik terus menurun, sehingga saat ini hanya mencapai 1008 peserta didik.
Komposisi guru-guru di sekolah didominasi oleh guru yang berusia 35-45 tahun. Usia ini tergolong usia yang cukup produktif untuk bekerja. Hanya saja, kepala sekolah merasa ragu dengan masalah yang dihadapinya untuk meningkatkan prestasi sekolah, baik akademik maupun non akademik. Perbedaan pemikiran guru-guru ini sering terjadi dalam penyelenggaraan sekolah, sehingga tidak jarang para guru berdebat dalam rapat mengenai apa yang harus diputuskan oleh sekolah, semisal ketika merencanakan kegiatan untuk meningkatkan prestasi peserta didik. satu pihak berpendapat perlu ada kegiatan pendisplinan peserta didik yang lebih ketat, pihak lain berpendapat yang diperlukan adalah tambahan waktu jam belajar siswa dalam bentuk pengayaan atau remedial. Pihak lainnya berpendapat, bahwa sekolah harus memperketat seleksi masuk peserta didik baru, dan ada beberapa guru yang hanya ikut-ikutan.
Keraguan ini terus menghantui pikiran kepala sekolah baru ini. Apa yang diragukan  kepala sekolah adalah mengenai pilihan dia untuk meningkatkan prestasi peserta didik melalui kinerja guru-guru di sekolah, yaitu: “apakah untuk meningkatkan kinerja guru-guru saat ini harus dimunculkan konflik untuk bersaing diantara guru-guru atau menghilangkan konflik diantara guru-guru.” Dengan mempertimbangkan berbagai konsekwensi baik dan buruknya dari konflik antar guru-guru, kepala sekolah semakin cemas dengan apa yang harus dipilihnya. Karena kecemasan tersebut, kepala sekolah menghubungi anda sebagai ahli dalam bidang Administrasi Pendidikan dan meminta untuk ikut serta memberikan pertimbangan dalam memecahkan masalah tersebut.

Pertanyaan:
1.      Deskripsikan dengan singkat dan jelas apa yang menjadi masalah bagi kepala sekolah dan masalah bagi sekolah? apakah ada konflik dalam kasus di atas? Jika ada, coba uraikan konflik yang terjadi dalam kasus di atas!
2.      Apa yang harus dipilih oleh  kepala sekolah untuk meningkatkan prestasi peserta didik melalui kinerja guru, apakah memunculkan konflik atau meniadakan konflik diantara guru-guru supaya kinerja guru lebih baik? mengapa? (uraikan alasan anda secara detil untuk meyakinkan kepala sekolah dan para 110 guru yang ada di sekolah!).
---oo0oo---
Jawaban :
1.      Dalam upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan prestasi peserta didik baik akademik maupun non-akademik, kepala sekolah sebagai pimpinan SMKN di Kabupaten Manikam merasa ragu dalam menyelesaikan masalah ini. Keraguan ini berkaitan dengan pemilihan solusi yang ditawarkan, baik dengan memunculkan konflik antar guru ataupun menghilangkan konflik antar guru. Sehingga secara tidak langsung, proses penyelesaian masalah peningkatan prestasi sekolah terhambat dengan keraguan tersebut.
Masalah sekolah yaitu usaha peningkatan prestasi sekolah sedangkan permasalahan Kepala Sekolah yaitu terdapat pada cara menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan atau tidak memunculkan konflik. Masalah keduanya dapat terselesaikan manakala Kepala Sekolah dapat mengatasi dengan atau tidak memunculkan konflik antar guru, dimana guru dituntut untuk berkolaborasi dengan guru satu dengan yang lain.
Dalam proses tahapan konflik, menurut saya, masalah masih dalam bentuk persepsi guru terhadap peningkatan prestasi perserta didik baik secara akademik maupun non-akademik. Nah dalam proses ini, Kepala sekolah harus dapat memberikan koreksi terhadap pandangan mereka terhadap masalah, sehinggar tidak terjadi kesalahan dalam mempersepsi masalah maupun dalam proses penyelesaian masalah.



2.      Kepala sekolah dalam menyelesaikan permasalahan diatas yaitu dengan cara memunculkan konflik antar guru. Karena dalam meningkatkan prestasi peserta didik disekolah, yang erat kaitannya dengan cara guru mengajarkan materi akademik maupun non-akademik disekolah, maka konflik dimunculkan dalam metode atau cara pengajaran guru yang efektif dan efisien.
Yang dimana sumber konflik ini terletak pada rintangan komunikasi. Untuk itu kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan prestasi peserta didik dapat dilakukan dengan musyawarah untuk menetapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Konflik dimunculkan kepala sekolah dalam usaha peningkatan prestasi peserta didik melalui kegiatan pembelajaran akademik maupun akademik dengan melibatkan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efesien. Dimana masing-masing guru mempunyai metode pembelajaran yang berbeda, dan untuk itu menyatukan ide atau pemikiran guru tersebut maka Kepala Sekolah mengumpulkan mereka dalam rapat.
            Walapun cara penyelesaian konflik ini dinilai kurang maksimal dengan melibatkan 110 guru, namun metode ini dinilai lebih baik dari cara penyelesaian konflik yang ada. Karena semua pihak terlibat dalam perencanaan metode baru dalam pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar