TUGAS RESUME
BAB II
“Teori
Perkembangan”
Diajukan untuk
memenuhi sala satu tugas individu mata kuliah “ Psikologi Pendidikan”
Oleh dosen:
Dr. Amin
Budiamin, M.Pd
Disusun oleh
Nama : Syukron
NIM : 1202658
PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
A.
Beberapa
Pandangan Tentang Perkembangan Manusia
Istilah
perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri dan berubah
sepanjang hidupnya. Bab ini akan menyajikan lima teori utama tentang
perkembangan manusia yang luas diterima: Teori perkembangan kognisi dan moral Jean
Piaget, teori perkembangan kognisi Lev Vygotaky, teori perkembangan
pribadi dan sisoal Erik Erikson dan teori perkembangan moral Lawrence
Kohlberg.
1.
Aspek-aspek
Perkembangan
Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil. Mereka berpikir secara
berbeda, mereka melihat dunia ini secara berbeda daripada orang dewasa. Dari
skenario diatas menunjukan bahwa adanya perbedaan pola pikir antara orang
dewasa dengan anak-anak. Dalam hal pembelajaran, maka dibutuhkan sebuah
pemahaman yang kuat mengenai hal tersebut, sehingga pembelajaran akan efektif
manakala guru mampu memahami cara siswa berpikir dan cara mereka memandang dunia
ini. Adapun stategi pengajaran yang efektif harus memperhitungkan usia dan
tahap perkembangan siswa. Yang mana usia dan tahapan perkembangan siswa sangat
berpengaruh pada pengajaran.
2.
Masalah-masalah
Perkembangan
Masalah yang sering diperdebatkan selama puluhan tahun dikalangan
pakar psikologi perkembangan terdapat dua masalah yaitu: Mengenai “sejauhmana
perkembangan dipengaruhi oleh
pengalaman” dan terkait dengan pertanyaan “apakah perkemabngan
berlangsung secara bertahap”.
a.
Kontroversi
Alami- Pengasuhan
Para pakae Psikologi Perkembangan meyakini bahwa Alam (nature) dan
Pengasuhan (nurture) bersatu untuk
mempengaruhi perkembangan dengan faktor biologi (cenderung pada perkembangan
fisik) dan faktor alam atau lingkungan yang memiliki peranan lebih dalam aspek
perkembangan sosial.
b.
Teori
Berlanjutan dan Putus
Masalah ini berkisar di seputar pendangan tentang bagaimana
perubahan terjadi. Teori Berkelanjutan (continuous theories of development)
beranggapan bahwa kemampuan berkembang dan pengalaman disediakan oleh orang tua
dan lingkungan. Teori ini menekankan peranan penting lingkungan dan bukannua
keturunan yang menentukan perkembangan.
Sudut
pandang kedua beranggapan bahwa anak-anak akan tumbuh melalui beberapa tahap
perkembangan yang dapat diprediksi dan memiliki kesamaan (tidak berbeda-beda).
Berbeda dengan teori berlanjutan, Teori Perkembangan Terputus (Discontinuous theories of development) ini
berpusat pada faktor bawaan lahir bukannya pengaruh lingkungan untuk
menjelaskan perubahan dari waktu ke waktu. Kondisi lingkungan mungkin saja
mempunyai pengaruh terhadap percepatan perkembangan, tetapi urutan tahap-tahap
perkembangan pada dasarnya sudah tetap.
B.
Pandangan
Piaget Tentang Perkembangan Kognisi
Teori ini
menyatakan bahwa kecerdasan atau kemampuan kognisi anak akan mengalami kemajuan
melalui 4 tahap yang jelas. Masing-masing tahap dicirikan oleh kemunculan
kemampuan dan cara mengolah informasi yang baru. Banyak diantara pokok teori
Paiget yang ditantang oleh sejumlah riset di kemudian hari. Khususnya, banyak
perubahan fungsi kognisi yang dia jelaskan kini diketahui berlangsung lebih
dini, dalam lingkungan tertentu. Naum demikian, karyanya menjadi dasar penting
untuk memahami perkembangan anak.
1.
Terjadinya
Perkembangan
Skema Piaget percaya bahwa semua anak dilahirkan dengan kecenderungan
bawaan untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan untuk memahaminya. Dalam
kegiatan ini seseorang dapat melakukannya melalui kegiatan skema, yaitu kegiatan
yang menggunakan pola mental yang menuntun perilaku seseorang untuk mengetahui
dunia ini dan bertindak didalamnya.
Asimilasi dan Akomodasi. Menurut Piaget, adaptasi merupakan proses menyesuaikan skema dengan
tanggapan atas lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Dimana Asimilasi adalah
proses memahami objek atau peristiwa baru berdsarkan skema yang telah ada.
Sedangkan Akomodasi adalah kegiatan mengubah skema yang telah ada adar
sesuai dengan situasi yang baru. Contoh terkait keduanya misalpada perilaku
Seorang bayi jika diberi objek kecil yang tidak diketahui sebelumnya, maka
untuk menjajakinya seorang bayi akan membatingnya (skema), asimilasi terjadi
ketika bayi memasukkan objek baru ke dalam skema tersebut. Dan juga kegiatan
akomodasi akan terjadi manakala terjadi
ketidak sesuaian objek baru dengan skema yang ada. Jadi pada dasarnya orang
mencoba orang mencoba mengurangi ketidakseimbangan seperti itu dengan terpusat
pada stimulus yang menyebabkan dis-ekulibrium dan mengembangkan skema baru atau
menyesuaikan skema lama hingga ekulibrium
pulih kembali.
2.
Tahap-tahap
Perkembangan menurut Piaget
Piaget membagi
perkembangan kognisi anak-anak dan remaja menjadi empat tahap yaitu
a.
Sensorimotor (saat lahir –
usia 2 tahun)
Memiliki
ciri-ciri diantaranya:
·
Pada tahap ini
seorang bayi akan menjajaki dunia ini dengan menggunakan indera dan kemampuan
motorik saja.
·
Terdapat
perilaku bawaan atau yang disebut gerakan Refleks
·
Gerakan refleks
digunakan untuk menghasilkan pola perilaku yang lebih menarik dan intensional
·
Pada tahap
akhir,menurut Piaget, bayi telah beranjak dari pendekatan pemecahan masalah yang bersifat uji coba ke
pendekatan yang lebih terencana.
·
Ditandai dengan
perkembangan pemahaman tentang keajekan objek
b.
Pra-operasi (2-7 tahun)
Pada usia ini seorang anak dapat
mencapai perkembangan kemampuan dengan menggunakan simbol untuk melambangkan
objek didunia ini. Namun dalam pemikirannya masih bersifat egosentris dan
terpusat.
c.
Operasi Konkret
(7-11 tahun)
Pencapaian utama pada usia ini, seseorang
akan mengalami perubahan dalam berpikir logis, memiliki kemampuan baru dalam
penggunaan pengoperasian yang dapat dibalik. Pemikiran tidak terpusata dan
pemecahan masalah kurang dibatasi oleh egosentrisme. Namun dalam berpikir
secara abstrak diusia ini masih belum dapat dilakukan.
d.
Operasi Formal
(11 tahun hingga dewasa)
pada usia ini, seseorang sudah
berpikir secara abstrak dan semata-mat asimbolik dimungkinkan. Adapaun dalam
pemecahan masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimen sistematik.
C.
Pandangan
Terhadap Karya Piaget Dewasa Ini
Teori Piaget membawa revolusi dan masih mendominasi, namun beberapa
prinsip utamanya telah dipertanyakan oleh sejumlah riset terkini.
1.
Kritik dan
Revisi terhadap Karya Piaget
Dalam prinsip
Piaget bahwa “Perkembangan mendahuli pembelajaran” namun setelah dilakuakan
riset, terdapat penemakan perbedaaan dengan apa yang dikatakan oleh Piaget
sehingga Perlu dilakukan penilaian kembali tentang keegoisan anak-anak, maupun
aspek “keajekan objek” pada bayi yang
jauh lebih dini dari yang diperkirakan Piaget. Begitupun dengan bidang
karya lain mengenai “tahap”
2.
Pandangan
Perkembangan Neo-Piaget dan Pengelohan Informasi
Teori ini
merupakan modifikasi dari teori yang sebelumnya “Piaget” yang berusaha
mengatasi keterbatasn terori tersebut.
D.
Pandangan
Vigotsky Tentang Perkembangan Kognisi
Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan intelektual dapat dipahami
hanya berdasar konteks historis dan budaya yang dialami anak-anak. Kedua dia
percaya bahwa perkembangan bergantung pada sitem tanda yang ada
bersama-sama masing-masing orang ketika mereka tumbuh: simbol-simbol yang
diciptkan budaya untuk membantu orang
berpikir, berkomunikasi dan memecahkan masalah.
1.
Terjadinya
Perkembangan
Mengatakan
bahwa “Pembelajaran mendahului pengalaman”
·
Percakapan
pribadi yaitu mekanisme yang ditenakankan Vygotsky untuk mengubah
pengetahun bersama menjadi pengetahuan pribadi
·
Zona
Perkembangan Proksimal menyiraktkan bahwa perkembangan kognisi dan kemampuan menggunakan
pemikiran lebih dahulu memerlukan penguasaan sistem komunikasi budaya kemudian
belajar menggunakan sistem ini untuk mengatur proses pemikiran kita sendiri.
·
Pentanggaan berarti menyediakan banyak dukungan kepada
anak selama tahap awal pembelajaran dan kemudian dikurangi dukungan dan meminta
anak tersevut untuk memikul tanggung jawab yang semakin besar begitu dia
sanggup (Rosenshione & Meister, 1992).
·
Pembelajaran
Kooperatif , Vygotsky (1978) mengakui besarnya manfaat interaksi teman sebaya
untuk memajukan pemikiran anak-anak bersangkutan
2.
Penerapan Teori
Vygotsky ke Pengajaran
a.
Keinginan
menyusun rencana pembelajaran kooperatif diantara kelompok-kelompok siswa yang
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda
b.
Pendektan
pengajaran yang menekankan pentanggaan .
E.
Pandangan
Erikson Tentang Perkembangan Pribadi Dan Sosial
Erikson mengajukan 8 tahap perkembangan psikososialyang
masing-masing didominasi oleh kritsis psikososial tertentu yang dipercepat
melalui interaksi dengan tujuan sosial. Sebagai berikut:
1.
Tahap-tahap
Perkemabangan Psikososial
a. Tahap 1 : Kepercayaan
versus Ketidakpercayaan
Tujuannya
mengambangkan rasa kepercayaan melalui interaksi dengan pengasuh.
b.
Tahap II : Otonomi versus
Keraguan (usia 18-30 bulan)
Anak-anak
mempunyai keinginan ganda untuk mempertahankan dan melepaskan
c.
Tahap III : Inisiatif
versus Rasa bersalah (usia 3-6 tahun)
Anak-anak
memperjelas pemahaman tentang diri mereka melalui penjajakan lingkungan.
d.
Tahap VI : Kemegahan
versus Inferioritas (6-12 tahun)
Ketika berhasil
atau kegagalan akademis menjadi sesuatu yang pokok.
e.
Tahap V : Identitas
versus Kebingungan Peran
Remaja akan
berpaling ke kelompok sebaya mereka dan mulai pencarian makna terkait makna
mitra dan karir
f.
Tahap VI : Keintiman
versus Keterasingan
g.
Tahap VII : Daya Regenerasi
versus Penyibukan Diri
h.
Tahap VIII : Integritas
versus Keputusasaan
2.
Implikasi dan
Kritik terhadap Teori Erikson
Teori ini
menekankan peran lingkungan dalam menyebabkan
krisis maupun dalam menentukan cara mengatasi semua krisis itu. Tahapan
perkembangan pribadi dan sosial dilanjutkan melalui interaksi terus menerus
dengan orang lain dan dengan masyarakat sebagai keseluruhan. Adapun mengenai
kritik ditujukan pada masalah-masalah dasar yang dihadapi orang ketika is
menjalani kehidupan, namun teorinya tidak menjelaskan begaimana atau mengapa orang
melangkahn dari satu tahap ke tahap lain
dan karena teori ini sulit dipastikan melalui riset (Green, 1989; Miller,1993).
F.
Beberapa Teori
Perkembangan Moral
Menurut Piaget,
anak-anak mengembangkan moralitas heteronom (ketaatna pada otoritas melalui
realisme moral ) pada usia 6 tahun dan kemudian berlanjut ke moralitas otonom.
Tahap-tahap penalaran moral Kohlberg mencerminkan tanggapan anak terhadap
dilema moral sebagi berikut:
Tahap I & II :Anak-anak
mematuhi aturab yang ditetapkan oleh orang lain sambil memaksimalkan
kepentingan pribadi.
Tahap 3 & 4 :Orang
menganut aturan, percaya pada hukum dan keteraturan dan mencari persetujuan
orang lain
Tahap 5 & 6 :Orang
menilainya sendiri berdasar prinsip etika abstrak yang telah dia pilih untuk
diikuti