UJIAN TENGAH
SEMESTER
“TAKE HOME
EXAMINATION”
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah “Manajemen Kurikulum”
Dosen
Pengampuh:
1.
Dr. Diding
Nurdin, M.Pd
2.
Drs. Asep
Sudarsyah, M.Pd
Oleh :
Nama : Syukron
NIM : 1202658
JURUSAN ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
1.
Kemukakan Pengertian
Kurikulum menurut para ahli, Fungsi Kurikulum, Komponen-komponen
kurikulum, serta Asas-asas Pengembangan Kurikulum?
a.
Definisi
pengertian Kurikulum
·
Menurut George A. Beaucham (1976), Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu
teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai
rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan
bagian dari sistem persekolahan.
·
J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam
buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut”
The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning,
whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala
usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di
halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi
juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
Sumber : http://eliasusamtiazzahra.blogspot.com/2012/03/pengertian-kurikulum-menurut-beberapa.html . [2 September 2013].
b.
Fungsi
Kurikulum
Pada dasarnya kurikulu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanankan proses pembelajaran.
Bagi kepala sekolah dan pengawasan, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah. Bagi masyarakat,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum
berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
§
Fungsi Penyesuaian (the
adjustive or adaptive function)
Bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well
adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan social. Lingkungan itu sendiri senantiasa
mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus
memilki keampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
§
Fungsi Integrasi (the
integrating function)
Bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh
karena itu, siswa harus memiliki kepribadan yang dibutuhkan untuk dapat hidup
dan berintegrasi dengan masyarakat.
§
Fungsi diferensiasi (the
differentiation function)
Bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun
psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
§
Fungsi persiapan (the
propaedeutic function)
Bahwa kurikulum
sebagai alat penddikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi
ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain tu,kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk dapat mempersiapkan siswa utnuk dapat hidup dalam
masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.
§
Fungsi pemilihan (the
selective function)
Bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memerikan kesempatan kepada siswa untuk
memilh program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan niatnya. Fungsi
pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena
pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya
kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun
secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
§
Fungsi Diagnostik (the
diagnostic function)
Bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi
kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
c.
Komponen-komponen
Kurikulum
Bagan diatas
menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen-komponen,
yaitu komponen Tujuan, Isi kurikulum, Metode atau strategi pencapaian tujuan,
Komponen Evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan
satu sama lain. Apabila komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau
tidak saling berkaitan, maka sistem itu akan terganggu.
a)
Komponen Tujuan
Berhubungan
dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Tujuan pendidikan mempunyai
klasifikasi yaitu sebagai berikut:
§
Tujuan
Pendidikan Nasional
Yaitu tujuan
yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan
pedoman oleh semua pendidikan.
§
Tujuan
Institusional
Yaitu tujuan
yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
§
Tujuan
Kurikuler
Yaitu tujuan
yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
§
Tujuan
Pembelajaran
Merupakan
bagian dari tujuan kurikulum, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus
dimiliki oleh anak setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang
studi tertentu dalam setiap pertemuan.
b)
Komponen Isi
Isi kurikulum
hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku), dan psikomotorik (skill) yang
terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan proses
pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai
dari semua aspek tersebut.
c)
Komponen Metode
Komponen Metode
berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka penncapaian
tujuan.metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi dan tujuan
kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan.
d)
Komponen
Evaluasi
Pengembangan
kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir (Oliv, 1998). Proses
tersebutn meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Merujuk pada pendapat
tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kurikulum itu sendiri
Sumber: Tim
Dosen Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung:
Jurusan Administrasi pendidikan.
d.
Asas-asas
Pengembangan Kurikulum
1.
Asas Filosofis
Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan
kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut.
Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosopis, philo, philos,
philen yang berarti cinta, pecinta, mencintai, sedang Sophia berarti
kebijaksanaan, kearifan, nikmat, hakikat, dan kebenaran.
Dalam hal ini prinsip-prinsip ajaran filsafat yang dianut oleh
suatu bangsa seperti pancasila, kapitalisme, sosialisme, fasisme, komunisme dan
sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk/ sebagai
pandangan hidup atau falsafah dalam arti praktis.
Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah
filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan terarah,
sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.
Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan
sendirinya segala kegiatan yang dilakuan baik oleh berbagai lembaga maupun
perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk
dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan
kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan.
2.
Asas Psikologi
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang
bersifat psikologi. Manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang
terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Aspek-aspek
tersebut dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum
dalam kurikulum sebagai berikut:
§ Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang agama
§ Aspek cipta : dikembangkan dengan kelompok bidang studi ekstra,
sosial, bahasa, dan filsafat.
§ Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni
§ Aspek karsa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika,
budi pekerti, Agama, dan PPKN.
§ Aspek karya (kreatif) : Dikembangkan melalu kegiatan penelitian, independen
studi, dan pengembangan bakat.
§ Aspek karya (keprigelan) : Dikembangkn dengan berbagai mata pelajaran
keterampilan.
§ Aspek kesehatan : Dikembangkan dengan kelompok bidang studi
kesehatan, olahraga.
§ Aspek sosial : Dikembangkan melalui kegiatan praktek lapangan,
gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL, dan sebagainya.
§ Aspek karya : Dikembangkan melalui pembinan bakat dan kerja
madiri.
3.
Asas Sosial
Budaya/Asas Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala
sosial hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial
yang disebut juga ilmu masyarakat. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup
bagi manusia. Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap sebagai
suatu kesatuan sosial.
Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk
memenuhi kepentingan dan kebutuhan asyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam
penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial
yang berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat
4.
Asas Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat
dipisahkan sebab ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan
tanpa praktikan untuk kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati.
Sebaliknya praktik yang tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan
sia-sia.
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan.
Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat
efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan
guru, terutama dalam memilih bahan dan penyampaiannya. Dengan majunya teknologi
informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang belajar mengajar diri
sendiri, selanjutnya, system penyampaiannya tidak harus dengan tatap muka
antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat digantikan dengan media
instruksional baik yang berupa media cetak maupun non cetak terutama media
elektronik, misalnya komputer, internet, rekaman video, dan sebagainya.
Dengan
teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan dilakukan dengan berbagai
system penyampaiannya, misalnya system pembelajaran jarak jauh, yang
penyampaiannya dengan cara menggunakan modul, Televisi Pendidikan Nasional,
siaran radio, pendidikan, metode berprogram internet dan sebagainya.
2.
Apa yang dimaksud
dengan Belajar dan Pembelajaran? Kemukakan Teori Belajar
Kognitif dan Teori Pembelajaran Behavioristik- Asosiasi?
a.
Pengertian
Belajar
Belajar adalah
proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari .
b.
Pengertian
Pembelajaran
Darsono (2002:
24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “Suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah
kearah yang lebih baik”.
Jadi menurut
saya, belajar merupakan kegiatan individu yang dilakukan siswa agar memperoleh
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap
dan nilai positif yang dilakukan secara mandiri. Sedangkan pembelajaran
merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan siswa.
Interaksi guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar ini terjalin dengan
baik manakala guru dan siswa mampu mengetahui bagaimana cara mengajar dan
belajar secara baik, sehingga mutu dari kegiatan pembelajaran ini akan
tercipta.
Hakekat belajar
menurut teori ini dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan
dengan penataan infomasi, reorganisasi, perseptual, dan proses internal.
Menurut teori kognitif belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang
tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diikut. Asumsi
teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses
belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
d.
Teori
Behavioristik
“Behaviorism is described as a
developmental theory that measures observable behaviors produced by a learner’s
response to stimuli”.
Dalam teori ini
seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami
siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
3.
Jelaskan Faktor-Faktor
Keberhasilan dan Kegagalan dalam Implementasi Kurikulum!
Faktor keberhasilan dan kegagalan dalam implementasi kurikulum,
diantaranya:
·
Kesiapan guru
dalam pengimplementasi kurikulum yang rendah;
·
Kompetensi guru
yang rendah;
·
Waktu yang
tersedia sangat terbatas;
Kesimpulan: “Keberhasilan maupun kegagalan dalam implementasi
kurikulum dapat dilihat dari kompetansi guru yang ada dalam implementasi
kurikulum. Guru dalam hal ini sebagai pelaksana, maka peran inilah yang
menjadikan guru sebagai faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan dalam implementasi kurikulum”
4.
Perubahan pola
pikir guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 sangat penting. Perubahan apa
yang harus terjadi pada guru? Dan Kompetensi apa agar guru berhasil
dalam melaksanakan kurikulum 2013?
Perubahan yang harus terjadi pada guru dalam pelaksanaan kurikulum
2013 adalah pada pola pikir dari guru itu sendiri. Karena pola pikir guru
sangat berkaitan erat dengan kompetensi profesional guru dalam menjalankan
kurikulum 2013. Kompetensi Profesional disini berkaitan dengan penguasaan yang
mendalam pada guru mengenai materi kurikulum 2013. Ketika guru menguasai materi
kurikulum 2013 maka dalam melaksanakan kurikulum 2013 dapat berpartisapasi aktif,
kreatif dan inovatif. Misalnya dalam hal pemanfaatan media pembalajaran,
kemampuan pedagogik dll.
Kesimpulan :
“Walapun kurikulum semakin berkembang, namun keberhasilan kurikulum
itu ditentukan oleh pelaksana kurikulum itu sendiri yang tak lain adalah
seorang guru. Kaitannya dengan masalah diatas, maka yang perlu digarisbawahi
adalah fokus pada peningkatan kompetensi guru itu sendiri, yang mana perubahan
kurikulum dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ketika guru profesional,
maka perubahan kurikulum tidak berdampak pada kinerja guru. Dan hal ini dapat
memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia”.
5.
Jelaskan apa
yang dimaksud dengan Tematik-Terpadu dengan
Pendekatan Scientifik? Fungsi dan Tujuan? Ciri-ciri
Pembelajaran Tematik Terpadu dalam kurikulum 2013?
NO
|
Pendekatan
|
Pengertian
|
Fungsi
|
Tujuan
|
Ciri-ciri
|
1
|
Tematik
Terpadu
|
Pembelajaran Tematik Terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan
prinsip terpadu dengan menggunakan tema pemersatu dalam memadukan beberapa
mata pelajaran sekaligus pada satu kali tatap muka sehingga memberikan
pengalaman peserta yang bermakna
|
Pembelajaran
tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam
memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari merupakan materi
yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
|
Memusatkan pembelajaran pada satu tema atau
topik tertentu
Mempelajari dan mengembangkan
berbagai kompetensi dalam tema yang sama
Meningkatkan pemahaman materi
pelajaran secara lebih mendalam dan berkesan
Mengembangkan kompetensi berbahasa
dengan mengaitkan pada pengalaman pribadi peserta didik
Menggairahkan belajar dengan cara
berkomunikasi dalam situasi nyata.
Memaknai belajar dalam konteks
kehidupan dengan tema yang nyata.
Menghemat waktu karena mata
pelajaran disajikan secara terpadu.
Budi pekerti dan moral peserta
didik berkembang sesuai pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya.
|
1.
Berpusat pada siswa
2.
Memberikan pengalaman langsung
3.
Mempersatukan antara mata pelajaran.
4.
Menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam satu proses pembelajaran dalam proses yang terintegrasi.
5.
Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa.
|
Sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/
Kesimpulan Materi:
“Menurut saya, proses pembelajaran tematik terpadu dengan
pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran dimana terdapat perpaduan
beberapa mata pelajaran dalam satu kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan
secara ilmiah (deskripsi, analisis, prediksi dan pemecahan masalah)”.
Contoh:
Misalnya tema “Di Perkotaan tingkat imgrasi semakin tinggi”
Penyelesaiaan:
Pada tema diatas merupakan penggabungan antara pelajaran Geografi
(berkaitan dengan tingkat imigrasi yang cenderung tinggi diperkotaan), Ekonomi
(Berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan, tingkat pengangguran) dan
Sosiologi (berkaitan dengan kesenjangan sosial antara masayarakat diperkotaan
dengan masyarakat pedesaan).
Berkaitan dengan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan,
maka seorang siswa harus mampu mengdeskripsikan tema diatas untuk mengetahui
kaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain berdasarkan pada
permasalahan yang diangkat. Setelah itu siswa melakukan analisis permasalahan,
yang didalamnya terdapat kegiatan pencarian sebab dan akibat terjadinya
permasalahan. Langkah selanjutnya siswa harus dapat memprediksi solusi yang
dapat mangatasi permasalahan.
Kesimpulan dari penjelasan:
“Jadi, proses pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan
sceintifik itu siswa dapat memahami tema yang diangkat dan mampu memecahkan
permasalahan tersebut melalui kegiatan ilmiah yang berdasarkan fakta yang ada,
serta dapat mengaikatkan atau menghubungankan pelajaran satu dengan pelajaran
yang lainnya.”
DAFTAR PUSTAKA
Susanti Elia. (2012). Pengertian Kurikulum
Menurut Para Ahli. [Online] . Tersedia: http://eliasusamtiazzahra.blogspot.com/2012/03/pengertian-kurikulum-menurut-beberapa.html
.
[28 Oktober
2013].
Tim Dosen
Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung:
Jurusan Administrasi pendidikan.
Jihad,
Muhamad. (2010). Asas-asas
pengembangan kurikulum. [Online]. Tersedia: http://jihadada.blogspot.com/p/asas-asas-pengembangan-kurikulum-a.html
. [29 Oktober 2013].
Faisal, Muhammad.
(2013). Pengertian Belajar. [Online] . Tersedia: http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html.
[29 Oktober 2013].
____.(2013). Inti
Teori Belajar Behavioristik. [Online]. Tersedia: http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/inti-teori-belajar-behavioristik.html. [29 Oktober
2013].
Sudrajat,
Ahmad. (2013). Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran. [Online].
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/ . [29 Oktober
2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar