TUGAS KELOMPOK
“Analisis Studi Kasus
Konflik dalam Organisasi”
Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “Perilaku Organisasi”
Oleh Dosen:
1.
Prof. Dr. H. Djam’an Satori, MA
2.
Drs. D. Deni Koswara, M.Pd
3.
Cepi Triatna, M.Pd
Oleh :
1.
Elvia Hertianti (1206325)
2.
Syukron (1202658)
PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2013
KASUS: “KONFLIK DALAM ORGANISASI”
Seorang guru berprestasi baru saja diangkat menjadi kepala sekolah
dan ditempatkan pada SMK Negeri di sebuah Kabupaten di Provinsi Manikam. Lokasi
sekolah berada di wilayah semi perkotaan (Sub urban). Perjalanan hari demi hari
sebagai kepala sekolah baru dijalani dengan penuh kesungguhan. Sekolah yang
dipimpin ini terdiri dari 1008 peserta didik, 110 guru, dan sudah berdiri cukup
lama. Sekolah ini dahulunya dikategorikan sebagai sekolah unggul/berprestasi,
namun dalam perjalannannya saat ini, sekolah mengalami penurunan prestasi, baik
prestasi guru maupun peserta didik. 10 tahun ke belakang, jumlah peserta didik
mencapai 1.500 peserta didik. Tahun demi tahun, jumlah peserta didik terus
menurun, sehingga saat ini hanya mencapai 1008 peserta didik.
Komposisi guru-guru di sekolah didominasi oleh guru yang berusia
35-45 tahun. Usia ini tergolong usia yang cukup produktif untuk bekerja. Hanya
saja, kepala sekolah merasa ragu dengan masalah yang dihadapinya untuk
meningkatkan prestasi sekolah, baik akademik maupun non akademik. Perbedaan pemikiran guru-guru ini sering terjadi dalam
penyelenggaraan sekolah, sehingga tidak jarang para guru berdebat dalam
rapat mengenai apa yang harus diputuskan oleh sekolah, semisal ketika merencanakan kegiatan untuk meningkatkan prestasi
peserta didik. satu pihak berpendapat perlu ada kegiatan pendisplinan
peserta didik yang lebih ketat, pihak lain berpendapat yang diperlukan adalah
tambahan waktu jam belajar siswa dalam bentuk pengayaan atau remedial. Pihak
lainnya berpendapat, bahwa sekolah harus memperketat seleksi masuk peserta
didik baru, dan ada beberapa guru yang hanya ikut-ikutan.
Keraguan ini terus menghantui pikiran kepala sekolah baru ini. Apa
yang diragukan kepala sekolah adalah
mengenai pilihan dia untuk meningkatkan prestasi peserta didik melalui kinerja
guru-guru di sekolah, yaitu: “apakah untuk meningkatkan
kinerja guru-guru saat ini harus dimunculkan konflik untuk bersaing diantara
guru-guru atau menghilangkan konflik diantara guru-guru.” Dengan
mempertimbangkan berbagai konsekwensi baik dan buruknya dari konflik antar
guru-guru, kepala sekolah semakin cemas dengan apa yang harus dipilihnya.
Karena kecemasan tersebut, kepala sekolah menghubungi anda sebagai ahli dalam
bidang Administrasi Pendidikan dan meminta untuk ikut serta memberikan
pertimbangan dalam memecahkan masalah tersebut.
Pertanyaan:
1. Deskripsikan
dengan singkat dan jelas apa yang menjadi masalah bagi kepala sekolah dan
masalah bagi sekolah? apakah ada konflik dalam kasus di atas? Jika ada, coba
uraikan konflik yang terjadi dalam kasus di atas!
2. Apa
yang harus dipilih oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan prestasi peserta didik melalui kinerja guru, apakah
memunculkan konflik atau meniadakan konflik diantara guru-guru supaya kinerja
guru lebih baik? mengapa? (uraikan alasan anda secara detil untuk meyakinkan
kepala sekolah dan para 110 guru yang ada di sekolah!).
---oo0oo---
Jawaban :
1.
Dalam upaya Kepala Sekolah untuk meningkatkan prestasi peserta
didik baik akademik maupun non-akademik, kepala sekolah sebagai pimpinan SMKN
di Kabupaten Manikam merasa ragu dalam menyelesaikan masalah ini. Keraguan ini
berkaitan dengan pemilihan solusi yang ditawarkan, baik dengan memunculkan
konflik antar guru ataupun menghilangkan konflik antar guru. Sehingga secara
tidak langsung, proses penyelesaian masalah peningkatan prestasi sekolah terhambat
dengan keraguan tersebut.
Masalah sekolah yaitu usaha peningkatan prestasi sekolah sedangkan
permasalahan Kepala Sekolah yaitu terdapat pada cara menyelesaikan permasalahan
tersebut yaitu dengan atau tidak memunculkan konflik. Masalah keduanya dapat
terselesaikan manakala Kepala Sekolah dapat mengatasi dengan atau tidak
memunculkan konflik antar guru, dimana guru dituntut untuk berkolaborasi dengan
guru satu dengan yang lain.
Dalam proses tahapan konflik, menurut saya, masalah masih dalam
bentuk persepsi guru terhadap peningkatan prestasi perserta didik baik secara
akademik maupun non-akademik. Nah dalam proses ini, Kepala sekolah harus dapat memberikan
koreksi terhadap pandangan mereka terhadap masalah, sehinggar tidak terjadi kesalahan
dalam mempersepsi masalah maupun dalam proses penyelesaian masalah.
2.
Kepala sekolah dalam menyelesaikan permasalahan diatas yaitu dengan
cara memunculkan konflik antar guru. Karena dalam meningkatkan prestasi peserta
didik disekolah, yang erat kaitannya dengan cara guru mengajarkan materi
akademik maupun non-akademik disekolah, maka konflik dimunculkan dalam metode
atau cara pengajaran guru yang efektif dan efisien.
Yang dimana sumber konflik ini terletak pada rintangan komunikasi.
Untuk itu kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan prestasi peserta didik
dapat dilakukan dengan musyawarah untuk menetapkan metode pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Konflik dimunculkan kepala sekolah dalam usaha peningkatan prestasi
peserta didik melalui kegiatan pembelajaran akademik maupun akademik dengan
melibatkan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efesien.
Dimana masing-masing guru mempunyai metode pembelajaran yang berbeda, dan untuk
itu menyatukan ide atau pemikiran guru tersebut maka Kepala Sekolah
mengumpulkan mereka dalam rapat.
Walapun cara penyelesaian konflik
ini dinilai kurang maksimal dengan melibatkan 110 guru, namun metode ini dinilai
lebih baik dari cara penyelesaian konflik yang ada. Karena semua pihak terlibat
dalam perencanaan metode baru dalam pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar