Tugas Kelompok 6B
“Analisa Pembuatan Keputusan”
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Pembuatan
Keputusan”
Oleh Dosen:
1.
Dr. H. Aceng Muhtaram M, M.Pd
2.
Suryadi, M.Pd
Disusun Oleh:
1.
Ai Hindayatina 1200082
2.
Elvia Hertianti 1206325
3.
Hasby Ashidiqi 1206379
4.
Kartina NP 1206624
5.
Syukron 1202658
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
6. REVIEW THE DECISION
Setelah mengambil keputusan, ada beberapa tahap meninjaunya. Frekuensi
dan kedalaman ini akan tergantung pada besarnya keputusan.
Pada disini dasarnya terdapat 3 tipe dari pembahasan :
1.
Pembahasan periodik : ulasan pinjaman tahunan, pembahasan harga
pemasok, pembahasan kontrak yang telah kadaluarsa, rapat komite pengaruh
proyek.
2.
Darurat: dimana suatu informasi telah berubah atau informasi baru
telah muncul yang mana ini dijamin seperti sebuah kudeta militer di negara
mitra dagang utama.
3.
Pembahasan berurutan : dimana keputusan lainnya di dasarkan pada
hasil keputusan sebelumnya.
Ide bagus ini sering untuk mementingkan diskusi untuk membenarkan
dari suatu sumber luar independen. Seseorang bisa mepertanyakan “kenapa” atau
“jadi apa” pertanyaan itu dapat ditambahkan nilai dengan tantangan dari
beberapa asumsi atau kesimpulan dalam tumpukan keputusan “tidak” sering
ditinjau lebih lanjut atas baris untuk memastikan bahwa kesempatan baik tidak
hilang.
Penjelasan :
Dalam suatu pengambilan keputusan jika kita sudah mendapatkan
keputusan berupa pemilihan alternatif-alternatif yang tersedia, tentu saja kita
harus mengulas kembali alternatif yang dipilih dan disini terdapat beberapa
masalah yaitu keputusan penting yang harus divalidasi oleh sumber independen di
luar tubuh pengambilan keputusan. Dengan kata lain bahwa suatu keputusan yang
kita buat harus berdasarkan fakta yang ada sehingga keputusan yang kita buat
benar-benar efektif dan efisien.
Contoh kasus:
“Seorang Pemimpin dalam perusahaan PT. ABCD yang akan melakukan
ekspansi usaha”
Analisa: Dalam melakukan ekspansi usaha tersebut, maka seorang
tersebut harus mampu menganalisa keadaan internal & eksternal perusahaan,
ketersediaan informasi yang diperlukan juga kecakapan dari seorang pemimpin
tersebut. Adapun dalam kegiatan peninjauan, seorang pemimpin dapat melakukannya
secara berurutan. Melakukan tinjauan secara berurutan memiliki artinya bahwa
perusahaan tersebut harus kembali kepada keputusan yang sebelumnya saat
perusahaan ini didirikan, misalnya visi dan misi yang telah direncanakan yang
memuat mengenai pengembangan usaha. Apabila berkaitan dengan visi dan misi maka
bisa dikatakan bahwa perusahaan ini melakukan tinjauan secara berurut.
6. REVIEW THE DECISION
PEMBUAT KEPUTUSAN OTOMATIS
Beberapa
organisasi, telah otomatis dalam pengambilan keputusan mereka. Dalam mencetak
kredit, contohnya anda akan menemukan :
·
Kriteria ambang batas : pemohon kredit harus lulus semua kriteria
minimum untuk melewati. Ini wajar sebagai orang yang nyaman melebihi beberapa
kriteria mungkin gagal dalam satu pembahasan dari tipe penafsiran ini dapat
memungkinkan untuk membuat keputusan lebih baik.
·
Skor tertimbang : ini biasanya sebuah metode lebih baik mengikuti
dari score tertinggi hingga skor terendah dan memungkinkan membuat keputusan
lebih relevan.
Contoh
lain dari pengambilan keputusan automatis termasuk :
·
sangat mutakhir, ini digunakan di industri mobil. Contoh untuk
memutuskan fitur kendaraan yang
ditawarkan konsumen meminta untuk menukar fitur dari satu ke yang lain. Seperti
soft-top untuk stereo atau cat
metalik untuk wooden fascia respon
analisis untuk mengembangkan model dari penampilan terbaik memerlukan program
komputer mutkhir, analisis ini memberikan penilaian yang lebih akurat atas
keputusan dasar.
·
Sistem ahli : digunakan di menanggung asuransi, contoh untuk
mengambil resiko, beban premi, dan menelpon untuk informasi lebih lanjut.
Penjelasan :
Keputusan yang diambil secara otomatis biasanya dilakukan secara
langsung karena suatu keadaan yang mendesak, sehingga seorang pemimpin harus
dengan cepat tanggap melakukan kegiatan tersebut agar kondisi dalam perusahaan
dapat stabil kembali.
Misalnya:
“Seorang yang harus melakukan operasi amputasi kaki akibat
terhempit bodi mobil saat kecelakaan yang menimpahnya”
Analisa: Kegiatan amputasi secara langsung merupakan suatu
keputusan yang harus di cetuskan secara langsung tanpa pikir panjang. Dan
berdasarkan kriteria ambang batas diatas, menjelaskan bahwa kondisi dimana
terdapat suatu batasan minimal untuk melewati. Yang artinya bahwa kondisi
pasien diatas sudah memiliki ambang batas minimal untuk dilakukannya amputasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar