TUGAS KELOMPOK
“Analisis studi kasus Motivasi dan Kepuasan Kerja”
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampuh:
1.
Prof. Dr. H. Djam’an Satori, MA
2.
Dr. Deni Koswara, M.Pd
3.
Cepi Triatna, M.Pd
Disusun Oleh:
1.
Elvia Hertianti (1206325)
2.
Syukron (1202658)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
“KAMI TIDAK BERSEMANGAT UNTUK
BEKERJA RAJIN”
Di
suatu Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Pasundan kepala sekolah asal
Jakarte telah mengeluhkan kepada temannya mengenai bebannya yang berat dalam
memimpin sekolah. Pasalnya ia kurang didukung oleh
personil sekolah dalam berbagai tindakan untuk mencapai visi sekolah.
Ia menuturkan bahwasanya apa yang telah ia pelajari di Cambride University
Australia telah ia praktekkan sebagaimana didapatkan semasa kuliah dulu ketika
mengambil S2 di program studi Administrasi Publik, namun
para personil sekolah tidak bekerja sebagaimana ia harapkan, bahkan ia
diacuhkan dan dikucilkan karena dianggap sombong oleh personil sekolah lainnya
yang mayoritas berasal dari Kota Pasundan ini.
Setelah
diidentifikasi secara langsung apa yang terjadi kepada para personil sekolah melalui
wawancara langsung, para personil sekolah mengungkapkan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah tidak cocok dengan gaya kerja kami sebagai
orang pasundan. Dia terlalu demokratis
dan begitu bebas. Padahal kami begitu bingung dengan
apa yang harus kami lakukan jika kepala sekolah meminta kami untuk melakukan
sesuatu dan segala sesuatunya diserahkan kepada kami. Kami merasa tidak
tahu apa keinginan kepala sekolah dan apabila kami ada kesalahan, kepala sekolah
begitu bebas memberikan koreksi dan teguran tanpa memandang apapun dan
dimanapun. Akhirnya kami bekerja seadanya saja dan
tidak bersemangat untuk bekerja rajin atau lebih rajin. Setelah
mendapatkan informasi dari kepala sekolah dan personil sekolah di atas, Anda
diminta oleh kepala sekolah untuk memecahkan persoalan tersebut.
Tugas:
1.
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam
memimpin sekolah?
2.
Menurut Anda mengapa personil sekolah tidak bertindak sebagaimana diharapkan
oleh kepala sekolah?
3.
Untuk memecahkan permasalahan kasus di atas, solusi apa yang akan
Anda tawarkan kepada kepala sekolah? Teori motivasi apa yang anda gunakan untuk
memecahkan hal tersebut?
4.
Hal-hal apa yang dapat menjadikan personil sekolah menjadi puas!
--- ooo0ooo ---
Jawaban:
1.
Menurut kelompok kami, permasalahan yang sedang dihadapi Kepala
Sekolah dalam memimpin sekolah adalah sebagai berikut:
a.
Gaya kepemimpinan otoriter;
Tipe kepemimpinan otoriter, dimana semua personil sekolah hanya
diberikan tugas tanpa mengevaluasi hasil kerja personil sekolah dan tidak
memberikan ruang untuk berpendapat dan mengeluarkan pendapat. Sehingga dampak
dari gaya kepemimpinan ini adalah kecenderungan personil sekolah yang bertindak
secara apatis dengan semua kebijakan yang dibuat Kepala Sekolah.
b.
Kinerja personil sekolah yang tidak memuaskan;
Kinerja yang tidak memuaskan dapat dilihat dari cara mereka
menjalankan tugasnya yang cenderung seadanya. Kinerja Personil Sekolah akan
memuaskan manakala kemampuan yang dimiliki Personil Sekolah dengan tingkat
motivasi dan peluang yang tinggi.
c.
Kemampuan yang dimiliki personil sekolah rendah;
Idealnya Personil Sekolah harus mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan atasan. Namun apabila Personil Sekolah mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas tersebut, maka tugas seorang Kepala Sekolahlah yang harus
memberikan pelatihan dan bimbingan guna meningkatkan kemampuan Personil
Sekolah.
d.
Motivasi personil sekolah rendah;
Motivasi yang rendah diakibatkan oleh ketidakmampuan personil
sekolah dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah. dalam hal
ini akan berdampak pada kinerja personil sekolah.
e.
Terjadi komunikasi satu arah;
Kepala Sekolah merupakan seorang pemimpin yang seharusnya dapat
mempengaruhi bawahannya untuk melakukan apa yang dikehendak untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam proses mempengaruhi, seorang Kepala Sekolah harus mampu
menciptakan komunikasi dua arah, dimana Kepala sekolah dan personil sekolah
dapat mengutarakan pendapat dalam setiap kesempatan yang ada, misalnya dalam
rapat.
f.
Iklim organisasi yang buruk;
Iklim Organisasi yang buruk tercipta dikarenakan gaya kepemimpinan
yang dilakukan kepala sekolah terhadap personil sekolah yang cenderung
Otoriter. Semua kebijakan dibuat secara sendiri tanpa dilakukan musyawarah
mufakat. Sehingga terciptalah keapatisan personil sekolah. Keapatisan personil
sekolah merupakan cerminan buruknya iklim organisasi dalam kepemimpinananya.
Kesimpulan:
Jadi permasalahan yang terjadi pada Kepala sekolah adalah
kecenderungan bergaya otoriter. Ketika gaya kepemimpinan yang otoriter, maka
akan berdampak pada ke-apatisan personil sekolah. Apabila personil sekolah
bertindak apatis, maka kinerja personil sekolah, motivasi dan kesempatan akan
rendah. Karena apa yang dilakukan oleh personil sekolah tidak akan berpengaruh
bagi Kepala sekolah dalam membuat suatu kebijakan.
Dilihat dari sisi positifnya, Kepala sekolah berusaha untuk
mengaplikasikan ilmu yang didapat saat kuliah S2 di Cambride University
Australia program studi Administrasi Publik. Namun apabila dilihat dari dampak
yang terjadi ketika pengaplikasian antara ilmu dengan keadaan sekolah dengan
gaya kepemimpinan yang otoriter maka akan
tercipta iklim organisasi yang buruk. Untuk mengatasi hal tersebut maka
hendaknya Kepala sekolah harus menciptakan komunikasi dua arah sehingga tidak
akan terjadi salah persepsi antara tujuan yang hendak dicapai Kepala Sekolah
dengan personil sekolah sebagai bawahan.
2.
Menurut kelompok kami, Personil sekolah yang bertindak tidak sesuai
dengan harapan Kepala sekolah dikarenakan oleh kegagalan Kepala sekolah dalam
proses mempengaruhi personil sekolah sebagaimana tugas utama seorang pemimpin
dalam kepemimpinannya untuk mempengaruhi bawahannya agar tercapainya suatu
tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Teori yang kami angkat adalah teori motivasi dan kinerja yaitu:
Kinerja
= Ability x Motivation x Opportunity
Apabila
dikaitkan dengan solusi untuk memecahkan permasalahan diatas, maka seorang
pemimpin hendaknya dapat meningkatkan kinerja personil sekolah melalui
peningkatan kemampuan personil kerja dengan diiringi peningkatatan motivasi dan
peluang personil sekolah yang tinggi pula. Untuk melakukan hal tersebut maka
Kepala sekolah harus:
§ Kemampuan Personil
sekolah;
Berkaitan dengan kemampuan, maka perlu dilakukan pelatihan dan
bimbingan dalam bidang intelektual maupun psikologis personil sekolah.
§ Motivasi
Personil sekolah;
Pemberian imbalan dan hukuman agar meningkatkan motivasi personil
sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah.
§ Kesempatan
Personil sekolah.
Kesempatan atau peluang dalam organisasi, berkaitan dengan
partisipasi anggota. Partisipasi anggota dalam organisasi dapat meningkatkan
kinerja anggota. Jadi untuk meningkatkan
partisipasi, maka Kepala sekolah harus melakukan peningkatan kemampuan maupun
motivasi personil.
4.
Menurut kelompok kami, Personil sekolah akan merasa puas manakala
ada perubahan dari gaya kepemimpinan Kepala sekolah yang otoriter menjadi
demokratis. Dimana ketika adanya perubahan gaya kepemimpinan, maka akan
berdampak pula pada kinerja personil sekolah. Personil sekolah akan termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya dan juga akan tercipta suatu iklim organisasi
yang baik. Dimana Kepala sekolah dan personil sekolah akan bersama-sama
menentukan kebijakan guna menggapai visi, misi dan tujuan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar